A.
Pengertian Monitoring
Pengertian dan definisi
pengawasan telah banyak dan panjang lebar dibicarakan para ahli. Beikut
pengertian monitoring ( pengawasan ) menurut para ahli :
1. Siagian ( 1970 : 107 ) : mengemukakan
bahwa “pengawasan” sebagai proses pengamatan dari pada pelaksanaan seluruh
kegiatan organisasi untuk menjalin agar semua pekerjaan yang sedang
dilaksanakan berjalan sesuai dengan rencana yang telah di tentukan sebelumnya
2. Handoko (1995:359) : mendefinisikan
pengawasan sebagai proses untuk menjamin bahwa tujuan-tujuan organisasi dan
manajemen tercapai. Hal ini berkaitan dengan cara-cara membuat
kegiatan-kegiatan sesuai dengan yang direncanakan.
3. Sarwoto (1987:93) : menjelaskan
“pengawasa adalah kegiatan manajer yang mengusahakan agar pekrjaan-pekerjaan
terlaksana sesuai dengan rencana yang ditetapkan dan atau hasil yang
dikehendaki”.
4. Soekarno K (1968:107) : mendefinisikan
pengawsan sebagai “suatu proses yang menentukan tentang apa yang harus
dikerjakan, agar apa yang diselenggarakan sejalan dengan rencana”.
5. Tery : menjelaskan pengawasan
adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai, mengadakan evaluasi atasnya,
dan mengambil tindakan-tindakan korektif apabila diperlukan, untuk menjamin
agar hasilnya sesuai dengan rencana ( winardi,1986 )
6. Newman ( 1977) : mengemukakan
bahwa pengawasan adalah suatu usaha untuk menjamin agar pelaksanaan sesuai
dengan rencana.
7. Fayol : menjelaskan pengawsan
terdiri dari pengujian apakah segala sesuatu berlangsung sesuai dengan rencana
yang telah ditentukan, dengan intruksi yang telah diberikan dan dengan
prinsip-prinsip yang telah digariskan. Ia bertujuan unutk menunjukan
kelemahan-kelemahan dan kesalahan-kesalahan dengan maksud unutk memperbaikinya
dan mencegah terulangnya kembali ( Manullang,1976:136).
Karakteristik Pengawasan
Sistem pengawasan yang efektif menurut Amirullah mempunyai karakteristik;
akurat terhadap informasi, ekonomis, tepat waktu ketika diketahui penyimpangan,
Sesuai dengan realitas oeganisasi, berpusat pada pengendalian strategic,
Terkoordinasi dengan arus kerja, Obyektif dan komprehensif, fleksibel dan dapat
diterima oleh para anggota.
Pengawasan yang efektif adalah pengawasan yang tepat sesuai dengan proses
yang harus dilalui, tanpa menyimpang dari system yang dianut sehingga tahapan
yang dilaluinya benar. Pengawasan sebagai suatu system, sebagaimana halnya
system-sistem yang lain mempunyai karakteristik tertentu, namun demikian
karakteristik tersebut tidak bersifat mutlak tetapi bersifat nisbi, artinya
pada kondisi yang berbeda karakteristik itu menjadi berbeda pula.
B. Tujuan dan Fungsi
Monitoring (Pengawasan)
Tujuan pengawasan adalah
menjaga dan mendorong agar pelaksanaan tugas pokok organisasi dapat berjalan
lancar, berguna, berhasil guna atau tetap guna. Agar fungsi pengawasan dapat
berjalan secara efeltif dan efisien, maka fungsi pengawasan dapat dilaksanakan
melalui kegiatan sebagai berikut :
a. Pemeriksaan, yang dilakukan
terhadap setiap satuan kerja di lingkungan organisasi atau lembaga mengenai
pelaksanaan program, penataan dan pemanfaatan tenaga, uang, perlengkapan, dan
ketaatan terhadap peraturan perundang-undangam yang berlaku, secara berdaya
guna, berhasil guna.
b. Pengujian dan penilaian yang dilakukan
terhadap hasil yang dilaporkan terhadap hasil yang dilaporkan secara berkala
atau sewaktu-waktu dari setiap bagian yang ada pada organisasi atau lembaga
bidang keja di lingkungannya.
c. Pengurusan yang dilakukan
untuk meneliti mengenai kebenran laporan atau pengaduan tentang hambatan,
penyimpangan atau penyalahgunaan di bidang teknik operasional dan teknik
administrasi dan manajemen pada setiap Satuan Kerja di lingkungan organisasi
atau lembaga.
d. Peninjauan, yang dilakukan dengan
menyaksikan langsung pada tempat pelaksanaan kegiatan untuk mendapatkan gambar
menyeluruh tentang pelaksanaan program.
e. Pengamatan dan
pemantauan, yang dilakukan dengan menyaksiakan langsung pada tempat pelaksanaan
kegiatan untuk menampung masalah yang timbul dalam proses pelakasanaan program
berdasarkan laporan dan informasi.
f. Kunjungan staf , yang dilakukan
dengan, mendatangi langsung ketempat yang diawasi oleh anggota staf teknik atau
administratif untuk mendapatkan informasi data mengenai pelaksanaan sesuatu
kebijaksanaan atau ketentuan atasan, dan bila mana perlu memberikan petunjuk
bagaimana cara melaksanakan kegiatan operasional.
g. Pembinaan yang dilakukan
oleh pimpinan terhadap aparatur bawahannya supaya berbuat dan melakukan tugasnya
sesuai dengan petunjuk,pedoman,dan kebijaksanaan yang telah diberikan.
h. Pengendalian yang dilakukan
terhadap bawahannya supaya tidak menyimpang atau bertentangan dengan ketentuan
yang berlaku dan apabila terjadi penyimpangan atau bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, maka diikuti dengan langkah
perbaikan.
i. Penertiban,yang dilakukan dengan
tindakan administrasi atau tindakan lainnya sesuai dengan kewenangan
terhadap aparatur yang dipimpinnya yang melakukan perbuatan dan tindakan
melanggar perundang-undangan yang berlaku.
j. Mengusahakan suatu
struktur yang terorganisir dengan baik dan sederhana untuk
menghilangkan salah pengertian.
k. Mengusahakan supervisi yang kuat untuk
menghilangkan jurang pemisah yang terjadi dalam keseluruan program.
l. Mengusahakan informasi
yang akurat dalam rangka pembuatan keputusan dan penilaian terhadap pelaksanaan
kerja.
m. Pencapaian hasil,yaitu hasil yang dicapai
harus sesuai dengan tujuan yang telah lebih dulu ditetapkan.pelaksanaan program
akan membuahkan hasil sebagaimana yang diharapkan,kalau tidak terjadi
penyimpangan program.
n. Meningkatkan
keterampilan kerja. Dalam monitoring berusaha mengetahui,berusaha
memonitor kemampuan dan keterampilan para personil.apabila pimpinan mengetahui
adanya kekurangan,maka segera mengambil inisiatif untuk mengatasinya,sehingga
para personil dapat menjalankan tugasnya sebagaimana yang dituntut dalam
rencana yang ditetapkan sebelumnya.
o. Mendapatkan atau
memperoleh umpan balik. Artinya pengawasan yang dilakukan dan dilaksanakan
akan memperoleh pengalaman dan penemuan-penemuan yang dapat dipergunakan
sebagai bahan untuk penyempurnaan kegiatan pengawasan berikutnya dalam
organisasi.
C.
Jenis Monitoring (Pengawasan)
Dalam pandangan para
ahli terhadap perbedaan-perbedaan yang berhubungan dengan jenis
pengawasan sesuai dengan pemahaman mereka masing-masing , diantaranya adalah
sebagai berikut :
a. Pengawasan Preventif
Usaha-usaha pengawasan yang dilakukan
pimpinan terhadap pekerjaan yang dilakukan pegawai dilihat sebelum terjadinya
penyimpangan-penyimpangan dalam pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya s=dapat dilakukan dengan pengawasan preventif.
Manulang (1981) mengemukakan bahwa pengawasan preventif adalah pengawasan yang
dilakukan sebelum terjadinya penyelewengan-penyelewengan, kesalahan-kesalahan
atau deviasi.
b. Pengawasan Represip
Pengawasan yang dilakuakan pada akhir
kegiatan dikenal dengan pengawasan represif. “pengawasan yang dilakukan setelah
pekerjaan atau kegiatan dilaksanakan”.
c. Pengawasan Langsung
Jenis pengawasan berikutnya adalah
pengawasan langsung atau dapat juga dikatakan sebagai kegiatan monitoring.
Pengawasan langsung adalah pengawasan yang dilakukan dengan cara mengunjungi
dan melakukan pemeriksaan ditempat terjadinya pelaksanaan pekerjaan, apakah
berhubungan dengan pekerjaan yang dilakukan pengawas dan pemimpin organisasi.
d. Pengawasan tidak
langsung
Pengawasan tidak langsung dilakukan
pemimpin dengan melihat dokumen-dokumen, tanpa langsung melihat ke lapangan
tempat dilaksanankannya pekerjaan.
e. Pengawasan Formal
Pengawasan formal sebagai pengawasan resmi
oleh lembaga-lemabag pengawasan maupun oleh aparat pengawasan yang mempunyai
legalitas tugas dalam bidang pengawasan.
f. Pengawasan Non-formal
Pengawasan nonformal sebagai pengawasan
yang dilakukan masyarakat berfungsi sebagai “social control”. Pengawasan
nonformal adalah pengawasan yang dilakukan oleh masyarakat, baik langsung
maupun tidak langsung.
g. Pengawasan Administratif
Pengawasan Administratif sebagai kegiatan
yang melihat pekerjaan dari ketatalaksanaan pelaksanaan program kerja
organisasi atau perusahaan. Pengawasan administratif adalah pengawasan yang
menilai perbuatan keseluruhan dari organisasi atau bidang-bidang bagaiannya.
h. Pengawasan Operatif
Pengawasan operatif adalah mengukur
efesiensi perbuatan dari waktu ke waktu yang ditunjukan pada
bidang-bidang yang memerlukan tindakan pembetulan dan perbaikan.
i. Pengawasan Intern
Kegiatan yang dilakukan oleh orang yang
berada dalam organisasi dikenal dengan pengawasan intern atau pengawasan maupun
pimpinan orang tersebut.
j. Pengawasan ekstren
Pengawasan ekstren atau disebut juga
dengan oengawasan dari masyarakat ataupun dari pejabat pengawasan fungsional
diluar organisasi. Pengawasan ekstren merupakan pengawasan yang dilakukan oleh
orang-orang yang ada diluar organisasi.
D.
Prinsip Monitoring (Pengawasan)
Prinsip pengawasan
sangat diperlukan oleh seorang pimpinan atau manajer dalam membandingkan
rencana dengan pelaksanaan adalah sebagai berikut :
a. Prinsip perencanaan merupakan suatu
standar atau alat pengukur dari pada suatu pekerjaan yang. Rencana menjadi
petunjuk apakah sesuatu pelaksanaan pekerjaan berhasil atau tidak.
b. Prinsip wewenang merupakan suatu
kegiatan pemimpin dalam memberikan kepercayaan kepada bawahan dalam melakukan
sistem pengawasan. Wewenang dan instruksi-instruksi yang jelas harus dapat
diberikan kepada bawahan, karena berdasarkan pelimpahan wewenang dapat
diketahui apakah bawahan sudah melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik.
c. Prinsip tercapainya
tujuan. Pengawasan harus ditujukan kearah tercapainya tujuan, yaitu dengan
mengadakan perbaikan (koreksi) unutk menghindarkan penyimoangan-penyimpangan
dari rencana yang disusun sebelumnya.
d. Prinsip efisiensi. Pengawasan
dikatakan efisien apabila dapat menghindarkan penyimpangan dari perencanaan,
sehingga tidak menimbulkan hal-hal lain yang diluar dugaan.
e. Prinsip tanggung jawab. Pelaksaaan
pengawasan yang efektif dan efisien menurut tanggung jawab penuh dari seorang
pimpinan atau manajer terhadap pelaksanaan rencana organisasi.
f. Prinsip masa depan. Kegiatan pengawsan
yang efektif dan efisien harus ditunjukkan kearah pencegahan penyimpangan
perencanaan yang akan terjadi baik pada waktu sekarang maupun pada masa yang
akan datang.
g. Prinsip pengawasan
langsung. Teknik pengawsan yang paling efektif adalah mengusahakan adanya
manjer bawahan yang berkualitas baik.pengawsan itu dilakukan oleh manajer atas
dasar bahwa manusia itu sering berbuat salah.
h. Prinsip penyesuaian
dengan organisasi. Pengawsan yang dilakukan hendaknya sesuai dengan struktur organisasi.
Manajer dan bawahannnya merupakan sarana unutk melaksanakan rencana. Dengan
demikian pengawasan yang efektif harus disesuaikan dengan besarnya wewenang
manajer, sehingga mencerminkan struktur organisasi.
i. Prinsip pengawsan
individual. Pengawsan harus sesuai dengan kebutuhan manajer. Teknik pengawasan
harus ditunjukkan terhadap kebutuhan-kebutuhan akan informasi setiap manajer.
Ruang lingkup informasi yang dibutuhkan itu berbeda satu sama lain, tergantung
pada tingkat dan tugas manajer.
j. Prinsip standar. Pengawasan efektif
dan efisien dalam organisasi memerlukan standar yang tepat, dan akan
dipergunakan sebagai acuan atau alat ukur pelaksanaan dan tujuan yang dicapai.
E.
Kriteria
Monitoring
Kriteria yang dipakai
sebagai dasar monitoring adalah yang berkaitan dengan hal-hal sbb :
a. Estimasi hasil
pekerjaaan, sampai seberapa jauh pelaksanaan kegiataan pada saat monitoring dilakukan
apakah pelaksanaa tersebut sesuai dengan rencana yang ditetapkan.
b. Estimasi penggunaan dana
yang telah dikeluarkan, sampai seberapa besar dana yang telah
dialokasikan dan apakah pengeluaran dana tersebut sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan.
c. Estimasi pengeluaran
tiap periode kegiatan. Umumnya lama kegiatan ini adalah tiap bulan.
Jadi berapa besar pengeluaran tiap bulannya. Dari data ini dapat diliat apakah
pengeluaran tersebut sesuai dengan rencana apakah jumlah pengeluaran tersebut
sesuai dengan rencana dan apakah jumlah pengeluaran tersebut cukup rasional
bila dibandingkan dengan volume pekerjaan.
d. Estimasi penyusutan alat-alat
yang dipakai. Sebab besar-kecilnya penyusutan akan mempengaruhi perhitungan
kebutuhan biaya.
e. Estimasi efisiensi
alokasi sumber daya ; misalnya apakah sumber daya yang telah dilaksanakan dengan efisien
atau apakah produktivitas tenaga kerja telah dicapai untuk
tujuan efisiensi tersebut.
F.
Etika Pengawasan
Etika selalu berkaitan dengan standar baik-buruk. Hanya perlu diingat bahwa
standar ini tidak berada di ruang hampa, selamanya berkonteks, mungkin sosial
(politik, ekonomi atau kebudayaan) dengan lingkup lokal atau nasional, atau
universal (kemanusiaan). Masalah dalam konteks ini manakala ada kekuasaan yang
menentukan standar dan konteks baik buruk suatu perilaku. Misalnya, kekuasaan
menetapkan standar baik-buruk hanya berkonteks politik dan lokal. Sementara
pelaku ingin menggunakan konteks kebudayaan dan universal.
Pembicaraan tentang etika dapat pula melalui 2 jalan, yaitu pertama
mempertanyakan keberadaan institusional, dan kedua dengan melihat keberadaan
individual pelaku profesi. Jika yang pertama bersifat makro dengan pendekatan
struktural, maka yang kedua bersifat mikro dengan memperhatikan nilai-nilai
yang mendasari perilaku seseorang.
Jalan lainnya dapat juga dilakukan dengan menitik-beratkan kepada
bekerjanya nilai-nilai atas diri seseorang. Ada yang bersifat sosial, yaitu
nilai-nilai yang diperoleh dari komunitas (sosialisasi) yang menjadi acuan dan
komunitas memiliki daya pemaksa untuk dijalankannya nilai tersebut. Disini
pelaku bersifat pasif. Selain itu ada pula nilai yang dipilih oleh individu
secara sadar di antara sekian banyak nilai yang tereksposure kepadanya. Nilai
ini dipilih dengan kesadaran, bahkan dengan sikap kefilsafatan tertentu. Maka
pelaku dapat disebut bersifat aktif. Baik etika bersifat makro maupun mikro,
ataupun nilai bersifat pasif maupun aktif, kesemuanya saling berkaitan, yang
satu akan menentukan lainnya.
Etika makro dapat dikenali dengan melakukan analisis atas keberadaan
institusi dalam interaksinya dengan institusi-institusi lainnya sebagai bagian
sistem sosial. Peran sosial dari suatu institusi bagi yang menggunakan cara
pandang struktural fungsionalisme adalah bertolak dari harapan/ekspektasi
(expectation) institusi lain yang berada dalam system sosial. Keseimbangan
terjadi manakala setiap pihak menjalankan peran yang berkesesuaian dengan
ekspektasi pihak lainnya. Pandangan mekanistis atas sistem sosial ini
mengabaikan pilihan-pilihan idealisme dari pelaku dalam institusi sosial. Jika
sistem sosial sepenuhnya mesin yang dapat direkayasa tentulah keseimbangan
dapat tercapai. Tetapi kenyataannya peran sosial adalah resultante dari peran
yang ditetapkan bagi dirinya sendiri oleh pengelola institusi dengan peran yang
menjadi ekspektasi institusiinstitusi lainnya.
Berdasarkan dari paparan tersebut tentunya seorang pengawas dalam suatu
manajemen harus bertindak secara professional dan selalu mendasarkan diri pada
etika keilmuan yang dimiliki, menjaga kedudukan, martabat dan jabatannya di
mata orang lain. Karena etika adalah pandangan , keyakinan dan nilai akan
sesuatu yang baik dan buruk, benar dan salah dan merupakan standar kelayakan
pengelolaan organisasi yang memenuhi kriteria etika.
Pengawasan harus dilakukan berdasarkan nilai personal sebagai standar etika
yang terdiri dari ; Nilai (Values) sendiri pada dasarnya merupakan
pandangan ideal yang mempengaruhi cara pandang, cara berfikir dan perilaku dari
seseorang, Nilai Personal atau Personal Values pada dasarnya
merupakan cara pandang, cara pikir, dan keyakinan yang dipegang oleh
seseorangsehubungan dengan segala kegiatan yang dilakukannya dan Nilai Personal
terdiri dari nilai terminal dan nilai instrumental. Nilai terminal pada
dasarnya merupakan pandangan dan cara berfikir seseorang yang terwujud melalui
perilakunya, yang didorong oleh motif dirinya dalam meraih sesuatu. Nilai
instrumental adalah pandangan dan cara berfikir seseorang yang berlaku untuk
segala keadaan dan diterima oleh semua pihak sebagai sesuatu yang memang harus
diperhatikan dan dijalankan.
Sebagaimana yang dipaparkan oleh Hendyat Soetopo bahwa dalam menjalankan
tugasnya pengawas handaklah berpedoman etik jabatan bahwa pengawas adalah;
manusia Pancasila, pendidik, memiliki pengetahuan dan wawasan yang mutakhir,
membantu melaksanakan program pendidikan, memahami dan menguasai masalah-masalah
kependidikan, mampu memecahkan masalah demi kesuksesan organisasinya, mampu
bekerjasama dan bergaul dengan berbagai pihak, menguasai teknik riset
operasional, berusaha memelihara nama baik pengawas.
Berdasarkan dari paparan dan uraian tersebut, jelaslah bahwa dalam rangka
melaksanakan proses pengawasan, seorang pengawas harus benar-benar memiliki
kematangan pribadi dan kematangan wawasan terhadap pekerjaan yang diawasi yang
berhubungan dengan bidang personal, material, dan operasional dalam organisasi
agar mampu mengendalikan organisasi untuk berjalan sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan untuk mencapai tujuan.
Cara Pelaksanaan Monitoring
Cara pelaksanaan
monitoring dapat dilakukan melalui dua cara yaitu secara langsung dan cara
tidak langsung. Kedua cara tersebut dilakukan dengan seperangkat kegiatan
monitoring yang sama yaitu kegiatan yang berkaitan dengan mengumpulkan,
mencatat, mengolah informasi dan pelaksanaan.
a. Pengamatan Langsung
pengertian pengamatan langsung adalah
pengamatan yang dilakukan dengan cara mengamati langsung , dan dapat
mengumpulkan secara bebas informasi yang dilakukan. Agar pengumpulan informasi
dapat berjalan secara efisien ; maka diperlukan strategi pengumpulan data yaitu
:
i. Menyiapkan instrumen
pengumpulan data ; misalnya dengan menyiapkan daftar isian
ii. Menggali informasi pada
orang-orang penting yang memegang posisi dalam pelaksaaan kegiatan tersebut.
Kegiatan ini penting untuk mencetak data yang mungkin tidak dapat ditangkap
didaftar isian.
iii. Melakukan pengamatan
langsung ke lapangan dan petugas monitoring dapat mencatat informasi yang
diperlukan sesuai dengan kehendaknya ( sesuai dengan tujuan monitoring ).
Cara langsung ini tentu saja ada kelebihan
dan kelemahannya. Kelebihan cara ini antara lain dapat
dituliskan sebagai berikut :
i. Didapatkan data yang
sesuai dengan yang dimaksudkan.
ii. Data yang dikumpulkan
adalah relatif lebih akurat karena data dikumpulkan sendiri oleh petugas
monitoring dan merupakan data primer.
iii. Dengan cara langsung ini
petugas bukan saja mengumpulkan data ; tetapi juga sekaligus dapat memberikan
saran-saran bila ada hal-hal yang tidak sesuai dengan rencana.
Sedangkan kelemahan cara
langsung ini antara lain dapat disebutkan sebagai berikut :
i. Memerlukan biaya yang
relatif besar karena bukan saja faktor jarak ( transportasi ) tetapi juga biaya
untuk mengirim petugas monitoring ke lokasi.
ii. Memerlukan ketelitian
yang ‘lebih’, sebab dengan wawancara langsung, seringkali hasilnya bias bila
petugas monitoring tidak pandai-pandai menggali data yang baik dan benar.
b. Pengamatan tidak
langsung
Cara ini menghendaki
petugas monitoring tidak perlu terjun langsung ke lokasi, tetapi penggalian
data dilakukan dengan cara mengirim seperangkat daftar isisan unutk diisi oleh
orang lain dilokasi penelitian. Cara tidak langsung ini juga dapat dilakukan
dengan mengumpulkan data melalui laporan-laporan yang dibuat oleh pimpinan (
manajer ). Seperti juga cara langsung ; maka cara tidak langsung ini juga
memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut :
Kelebihan cara tidak langsung ini
adalah sebagai berikut :
i. Relatif murah, karena
petugas tidak perlu pergi ke tempat lokasi.
ii. Responden tidak
perlu ragu-ragu atau malu mengisi daftar isian. Juga bila terjadi kritik atau
saran ; maka kritik tersebut dapat dituliskan secara bebas.
iii. Pelaksanaannya relatif
mudah bila daftar isian tersebut dilengkapi dengan cara pengisian.
iv. Data yang dikumpulkan
dapat sebanyak mungkin ; sesuai dengan yang dikehendaki tanpa ada tambahan
biaya yang berarti.
Sedangkan kelemahan cara
ini adalah :
i. Baik-buruknya data
adalah relatif sulit dicek.
ii. Adanya perbedaan
persepsi dalam pengisian daftar isian.
iii. Masalah muncul bila
daftar isian jatuh pada responden yang tidak serius mengisi daftar isian. Tidak
serius ini dapat karena disengaja atau tidak.
2.7 Pentingnya Monitoring
(Pengawasan)
Pengawsan sebagai salah
satu fungsi manajemen yang berguna untuk mengetahui sampai seberapa jauh
pelaksanaan suatu kegiatan dapat dilaksanakan, dan apakah sesuai dengan rencana
yang telah ditetapkan sebelumnya atau tidak, dan dengan adanya kegiatan
pengawsan tercapai efisiensi dan efektifitas dalam organisasi. Ada beberapa
faktor yang menyebabkan pengawasan semakin diperlukan bagi setiap organisasi,
diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Perubahan lingkungan
organisasi
Dalam kenyataannya lingkungan organisasi
selalu berubah sesuai dngan tuntutan organisasi dan perkembangan kebutuhan
pasar. Perubahan lingkungan organisasi terjadi terus-menurus dan tidak dapat
dihindari, seperti munculnya inovasi produk dan persaingan baru, ditemukannya
bahan baku baru, adanya peraturan pemerintah baru dan sebagainya.
b. Peningkatan kompleksitas
organisasi
Setiap organisasi selalu mengutamakan
efektifitas dan efisiensi dalam melaksanakan pekerjaan untuk mencapai
tujuan. Oleh sebab itu diperlukan pengawasan untuk mewujudkannya. Organisasi
besar memerlukan pengawasan yang lebih formal dan hati-hati. Berbagai jenis
produk harus diawasi untuk menjamin bahwa kualitas kerja dan produksi tetap
terjaga.
c. Kesalahan-kesalahan
Dalam pelaksanaan pekerjaan, memungkinkan
terjadinya kesalahan-kesalahan,baik yang dilakukan pimpinan maupun bawahan.
Apabila para bawahan tidak pernah membuat kesalahan, manajer dapat secara
sederhana melakukan fungsi pengawasan. Akan tetapi kebanyakan anggota
organisasi sering membuat kesalahan.
d. Kebutujan manajer
mendelegasikan wewenang
Dalam pelaksanaan tugas sehari-hari,
seorang manajer seringkali mendelegsikan wewenang dan tanggungjawabnya kepada
bawahan yang dipercayainya. Apabila manajer mendelegasikan wewenang pada
bawahannya tanggung jawab atasan itu sendiri tidak berkurang. Satu-satunya cara
manajer dapat menentukan apakah bawahan telah melakukan tugas-tugas yang telah
dilimpahkan kepadanya adalah dengan mengimplementasikan sistem pengawasan.
e. Menjamin tercapai tujuan
Kegiatan pengawasana dalam prakteknya
dapet menjamin tercapainya tujuan organisasi secara efektif dan efisien, karena
pengawasan salah satu aspek yang memeriksa, membandingkan dan mngevaluasi
apakah rencana sesuai dengan pelaksanaan kegiatan di lapangan.
f. Pengawasan dapat menjaga
pemborosan
Kegiatan organisasi yang kurang pengontrolan,
akan mengakibatkan pemborosan, karena tidak adanya monitoring dan evaluasi
terhadap kegiatan dan hasil pekerjaan.
2.8 Langkah-langkah Monitoring
Monitoring dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menyusun Rancangan Monitoring
a. Tujuan
b. Sasaran/Aspek yang akan
dimonitor
c. Faktor Pendukung dan
Penghambat
d. Pendekatan, Teknik, dan
Instrumen
e. Waktu dan Jadwal
Monitoring
f. Biaya
2. Melaksanakan
Monitoring
3. Menyusun dan Melaporkan
hasil kepada pihak pengelola/penyelenggaran program.
2.9 Perencanaan Monitoring
Perencanaan monitoring
meliputi aspek-aspek sebagai berikut:
a. Perumusan tujuan
pemantauan, berisi informasi tentang apa yang diinginkan , untuk siapa, dan untuk
kepentingan apa.
b. Penetapan sasaran
pemantauan, apa yang akan dijadikan sebagai objek pemantauan. Contoh: kesulitan
belajar dan jenis-jenis kesalahan konsepsi matematika yang masih dialami para
siswa.
c. Penjabaran data yang dibutuhkan
pemantauan, penjabaran dari sasaran. Contoh: guru perlu dapat memilah kesalahan
karena kecerobohan atau ketidaktelitian dengan kesalah karena kurang memahami
makna dan cara penyelesaian soal.
d. Penyiapan metode/alat
pemantauan sesuai dengan sifat objek dan sumber atau jenis datanya. Contoh: guru
menyiapkan tugas berupa soal yang harus dikerjakan secara mandiri oleh setiap
siswa. Kertas atau buku yang berisi pekerjaan siswa akan menjadi sumber data
utama. Dari pekerjaan itulah guru akan mengidenifikasi bagian mana dari bahan
ajar matematika yang baru saja diajarkan, tetapi masih banyak belum dipahami,
jenis kesalahan apa yang pada umumnya masih dilakukan oleh siswa.
e. Perancangan analisis data pemantauan
dan pemaknaannya dengan berorientasi pada tujuan pemantauan. Contoh: dalam
analisis nantinya akan dilakukan pengelompokan jenis-jenis kesalahan untuk
menjadi bahan pertimbangan dalam memberikan pembelajaran remedial, terutama
pada sejumlah siswa yang memang masih mengalami kesulitan memahami pelajaran.
Pemanfaatan Hasil Monitoring
Data yang telah terkumpul dari hasil pemantauan harus secepatnya diolah dan
dimaknai sehingga dapat segera diketahui apakah tujuan pelaksanaan program
tercapai atau tidak. Pemaknaan hasil pemantauan ini menjadi dasar untuk
merumuskan langkah-langkah berikutnya dalam pelaksanaan program. Jika perlu
perubahan, perubahan apa dan bagaimana rancangannya. Jika tidak ada hal
mendasar yang memerlukan perubahan, mungkin masih dapat pula dirumuskan bagian
mana dari rancangan program yang memerlukan perhatian lebih banyak sehingga
aspek-aspek program yang sudah baik dapat menjadi lebih baik lagi.
0 komentar:
Posting Komentar