Subscribe:

Mekanisme dan Prosedur Perencanaan Pendidikan

Perencanaan pendidikan terdiri dari beberapa jenis tergantung dari sisi melihatnya. Dari tinjauan cakupannya, perencanaan  pendidikan ada yang bersifat nasional atau makro, ada pula yangbersifat daerah atau regional, ada juga yang bersifat lokal dan adapula yang bersifat kelembagaan atau institusional.
Perencanaan pendidikan pada tingkat nasional mencakup seluruhusaha pendidikan untuk mencerdaskan atau
membangun bangsatermasuk seluruh jenjang, jenis, dan isinya. Pembangunan sektorpendidikan di Indonesia diatur dalam perencanaan pendidikan yangbersifat nasional ini.Perencanaan pendidikan regional adalah perencanaan padatingkat daerah atau provinsi yang mencakup seluruh jenis dan jenjanguntuk daerah atau propinsi itu.
 Pada sistem penyelenggaraanpendidikan di Indonesia mungkin ini dikenal dengan sistem wilayah,bilamana wilayah itu secara operasional mencakup suatu daerah atauprovinsi tertentu.
Perencanaan pendidikan lokal adalah perencanaanpendidikan yang mencakup berbagai kegiatan untuk Kota atau Kabupaten tertentu saja.Perencanaan pendidikan kelembagaan adalah perencanaanpendidikan yang mencakup satu institusi atau lembaga pendidikantertentu saja, seperti: perencanaan sekolah, atau perencanaanuniversitas tertentu.
Ditinjau dari posisi dan sifat serta karakteristik perencanaan,perencanaan pendidikan itu ada yang bersifat terpadu, dan yang bersifat komprehensif, ada yang bersifat transaksional dan ada pulayang bersifat strategik.
Perencanaan pendidikan terpadu atau Integrated Educational Planning  mengandung arti bahwa perencanaan pendidikan itumencakup seluruh aspek esensial pembangunan pendidikan dalampola dasar perencanaan pembangunan nasional. Ini berarti bahwa perencanaan pendidikan pada tingkat makro atau nasional hanyalah merupakan bagian integral dari keseluruhan perencanaan pembangunan nasional. Kedudukan perencanaan pendidikan inisama dengan kedudukan perencanaan pembangunan ekonomi, atauperencanaan pembangunan sektor pembangunan lainnya. Keterpaduan pola pikir yang diterangkan dalam perencanaan ini  menerapkan konsep General Systems Theory  yang memandangupaya pembangunan sebagai suatu sistem yang terdiri dari berbagaikomponen yang dalam hal ini berbagai sektor pembangunan.Pembangunan setiap sektor haurs terpadu dan saling mempunyai keterkaitan erat hingga sumber-sumber daya yang dipergunakandapat secara optimal diatur dalam pemanfaatannya hingga efektif.
Perencanaan pendidikan komprehensif mengandung konsepkeseluruhan yang disusun secara sistemik dan sistematik. Seluruh aspek penting pendidikan mencakup dan disusun secara teratur danrasional hingga membentuk satu keseluruhan yang lengkap dansempurna. Kelengkapan dan keteraturan dalam pola dasar yangsistemik inilah yang merupakan ciri utama perencanaan pendidikanyang komprehensif.
Perencanaan strategik adalah perencanaan yang mengandungpendekatan Startegic Issues  yang dihadapi dalam upaya membangun pendidikan. Kalau isu pokok pembangunan pendidikan dewasa initentang Quality Declining, maka perencanaan pendidikan yangmengambil fokus atau prioritas pembangunan kualitas pendidikan,maka perencanaan yang dikembangkan untuk mewujudkan prioritasini disebut perencanaan strategik pembangunan pendidikan.Perencanaan pendidikan strategik ini bertitik tolak dari gagasan untuk menanggulangi National Emerging Issues  dan bertitik tolak daripikiran bahwa sumber-sumber daya itu amat langka, karena itupenggunaannya harus diatur secermat dan seefisien mungkin hinggaoutput yang diharapkan memang merupakan keluaran yang efektif.
Ditinjau dari sisi metodologi, perencanaan pendidikan itu dapatdisebut Rational  Atau Systematic Planning  , karena perencanaan inimenggunakan prinsip-prinsip dan teknik-teknik berpikir sistematis dan rasional ilmiah. Comprehensive Planning Model Schiefelbein,Integrated Planning  menurut Asia Model umpamanya dapat disebut sebagai Systematic Planning  atau Rational Planning  yang bercirikanketerikatan pada ketentuan dan peraturan perhitungan yang rasionaldan teliti dan sebagai hasil kalkulasi komputer umpamanya. Prinsip System  dan Rational Decision Making  jelas terlihat dalam planning  seperti di atas.
Planning  yang mencoba menciptakan linkage  yang kuat danserasi antara rancangan yang telah ditetapkan dengan kenyataanimplementasi rancangan oleh administrator disebut dengan Transactional Planning. Transactional Planning  menurut Warwick (1980) adalah: “ To forge strong links between the planning and implementation of development programs  Transactional Planning is chosen to highlight the essentially interactive and political nature of  effective development planning and program implementation”.

Menurut survei (Warwick, 1980) ternyata kebanyakan negaraberkembang terdapat kesenjangan antara The Myth Planning  Dan The Reality of The Plan. Kesenjangan ini terutama disebabkan terutamaoleh keengganan administrator dan politisi untuk terlalu terikat kepada planning  yang sudah ada, karena Rational Planning  ternyata terlaluketat hingga planning  kehilangan kemampuannya untuk meresponterhadap berbagai tantangan yang muncul. Transactional Planning  mencoba menampung aspirasi administrator dan politisi untuk mencoba menciptakan hubungan yang nyata antara Planning Theory  Dan Planning Practice.
Secara konseptual Transactional Planning  terdiri dari tiga bagian,yaitu: Pertama, komponen environment yang juga terdiri dari remote environment, proximate environment, operating environment. Kedua, plan formulation  yang mencakup process  dan contents. Dan Ketiga, plan implementation  yang mencakup facilitating conditiond  dan impeding conditions.
Data dasar atau base line  data untuk perencanaan pendidikan mempunyai fungsi yang amat penting, sebab tanpa data perencanaan atau planners  tidak mungkin dapat mengembangkan perencanaanpendidikan yang diperlukan. Data dasar ini mencakup berbagai aspekbukan saja tentang pendidikan tetapi juga data di luar pendidikanyang mempunyai keterkaitan erat dengan pendidikan.
 Karateristikdata yang diperlukan untuk pengembangan perencanaan pendidikanini sesuai dengan sifat perencanaan pendidikan yang multi disiplinair.Adapun data dasar yang diperlukan dapat dikelompokkan seperti berikut ini:
1. Kependudukan mencakup struktur penduduk, distribusipenduduk menurut daerah, pertumbuhan penduduk, populasiusia sekolah yang ada di dalam sistem persekolahan danyang berada di luar sistem, dan struktur angkatan kerjaberdasarkan kategori kerja dan pendidikan. Data inidiperlukan untuk menentukan cakupan populasi yang perlumemperoleh kesempatan pendidikan dalam kaitannya dengan kebutuhan pada berbagai sektor pembangunan.
2. Data ekonomi mencakup anggaran pendapatan dan belanjanegara, GNP, Revenue Sources, tingkat pertumbuhanekonomi, dan pertumbuhan ekonomi per tahun serta jumlahdan kecenderungan investasi terhadap pendidikan. Data inidiperlukan dalam kaitannya dengan kemampuan ekonomipemerintah untuk memperluas kesempatan pendidikan danuntuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pendidikan dalampenggunaan sumber dana yang tersedia.
3. Kebijakan nasional yang merupakan keputusan politikmencakup falsafah dan tujuan nasional, keputusan badanlegeslatif negara yang harus menjadi pegangan upayapembangunan untuk seluruh sektor, dan falsafah pendidikanyang dianut.
4. Data kependidikan mencakup enrollment  untuk setiap jenjangdan jenis, personel pendidikan yang terlibat dalampenyelenggaraan pendidikan, lulusan, drop out, perpindahan,kenaikan dari kelas atau tingkat yang satu ke tingkat yanglain, kurikulum fasilitas pendidikan, dana pendidikan,manajemen, dan output  pendidikan.
5. Data ketenagakerjaan mencakup jumlah dan jenis Man Power  yang diperlukan dalam setiap sektor pembangunan,persyaratan kerjaan, kelompok jenis kerja yang langka tapiamat diperlukan, dan kemampuan pasaran kerja dalammerespon terhadap lulusan untuk memberikan kesempatankerja kepada mereka.
6. Nilai dan sosial budaya mencakup agama denganpemeluknya, sistem nilai yang berlaku dan dipegang olehmasyarakat, berbagai jenis dan bentuk kebudayaan yang ada  atau mungkin yang dapat digali dan dikembangkan. Data iniperlu sebagai imbangan terhadap data kuantitatif dalamrangka pengembangan berbagai program akademik yangdijiwai oleh nilai kemanusiaan yang luhur.

Pengumpulan data yang diperlukan di atas, dilakukan melaluisurvei dengan kontrol yang ketat untuk memelihara kualitas data.Kegiatan pengumpulan data ini dikaitkan dengan tahapan dalamproses perencanaan untuk menentukan titik berangkat perencanaan.Dengan adanya data ini segala keberhasilan, kekuatan, kesulitan,kelemahan dapat ditelusuri sedemikian rupa hingga planner dapat mengembangkan titik berangkat perencanaan sesuai dengan tahapyang telah dicapai. Kegiatan ini lazim disebut denganAssessment of Needs kegian mengkaji kebutuhan yang perlu dipenuhi dalampembangunan pendidikan untuk periode berikutnya
Penerapan teknik-teknik untuk mengkaji berbagai aspek-aspekkuantitatif pendidikan dan untuk memproyeksi kecenderungan masadepan tidak dapat dilakukan tanpa data dasar yang lengkap. Secarapraktis tanpa data kegiatan untuk menyusun perencanaan yang baiktidak dapat dilaksanakan. Uraian ini menunjukkan bahwa kedudukandata dasar dalam proses perencanaan begitu penting, hingga planner  tidak mempunyai piliahan lain kecuali memiliki data tersebut dalammewujudkan tugasnya sebagai perencana.
Kegiatan perencanaan adalah kegiatan yang sistemik sequensial,dan karena itu kegiatan-kegiatan dalam proses penyusunanperencanaan dan pelaksanaan perencanaan memerlukan tahapan-tahapan sesuai dengan karakteristik perencanaan yang sedang dikembangkan. Banghart mengembangkan tahapan perencanaansebagai berikut ini:
1.      Proloque : pendahuluan atau langkah persiapan untukmemulainya suatu kegiatan perencanaan.
2.      Identifying educational planning problems yang mencakup: (a) delineating the scope of educational problem ataumenentukan ruang lingkup permasalahan perencanaan, (b)studying what has been  atau mengkaji apa yang telahdirencanakan, (c) determining what has been versus what should be  artinya membandingkan apa yang telah dicapaidengan apa yang seharusnya dicapai, (d) resources and contraints  atau sumber-sumber daya yang tersedia danketerbatasannya, (e) estabilishing educational planning parts and priorities  artinya mengembangkan bagian-bagianperencanaan dan prioritas perencanaan.
3.      3. Analizing planning problem area artinya mengkajipermasalahan perencanaan yang mencakup: (a)Study areas and systems of subareas artinya mengkaji permasalahan dansub permasalahan, (b)gathering date artinya pengumpulandatatabulating data atau tabulasi data, (c)for casting atauproyeksi.
4.      4.Conceptualizing and designing plans,mengembangkanrencana yang mencakup: (a) identifying prevailing trends atau identifikasi kecenderungan-kecenderungan yang ada, (b) estabilishing goals and objective atau merumuskan tujuanumum dan tujuan khusus, (c) designing plans,menyusunrencana.
5.      5.Evaluasting plan, menilai rencana yang telah disusun tersebutyang mencakup: (a)planning through  simulation, simulasirencana, (b) evaluating plan, evaluasi rencana, (c)selecting a plan,memilih rencana.
6.      6.Specifying the plan,menguraikan rencana yang mencakup:(a)problem formulation,merumuskan masalah, (b)reporting result atau menysusun hasil rumusan dalam bentuk finalplan draft atau rencana terakhir.
7.      7.Implementing the plan,melaksanakan rencana yangmencakup: (a)Program preparation,persiapan rencanaoperasional, (b)\plan approval, legaljustification,persetujuandan pengesahan rencana, (c)organizing operational units,mengatur aparat sekolah.
8.      8.Plan feedback,balikan pelaksanaan rencana yang mencakup:(a)monitoring the plan,memantau pelaksanaan rencana, (b)evaluation the plan,evaluasi pelaksanaan rencana, (c)adjusting, altering or planning for what, how, and by whom yang berarti mengadakan penyesuaian, mengadakanperubahan rencana atau merancang apa yang perludirancang lagi bagaimana rancangannya, and oleh siapa(Banghart & Trull, 1973).
Gambaran tentang proses dan tahapan seperti berikut inimemberikan penjelasan yang lebih komprehensif bukan sajakeseluruhan proses dan komponen yang terlibat didalamnya, tapi jugaketerkaitan antar kegiatan berbagai komponen dan unsur-unsur yangada dalam proses tersebut. Chesswas juga mengungkapkan prosesdan tahapan perencanaan dalam bentuk yang lebih sederhana dan  logis. Proses dan tahapan tersebut adalah seperti tercantum berikutini:
1.    Need assessment  artinya kajian terhadap kebutuhan yangmencakup berbagai aspek pembangunan pendidikan yangtelah dilaksanakan, keberhasilan, kesulitan, kekuatan,kelemahan, sumber-sumber yang tersedia, sumber-sumberyang perlu disediakan, aspirasi rakyat yang berkembangterhadap pendidikan, harapan, dan cita-cita yang merupakandambaan masyarakat. Kajian ini penting artinya karenamembandingkan antara what has been  dan should be, yangmerupakan pangkal tolak kegiatan perencanaan.
2.     Formulation of goals and objective: perumusan tujuan dansasaran perencanaan yang merupakan arah perencanaanserta merupakan penjabaran operasional dari aspirasi filosofismasyarakat.
3.    .Policy and priority setting:  penentuan dan penggarisankebijakan dan prioritas dalam perencanaan pendidikansebagai muara need assessment.
4.     Program and project formulation: rumusan program danproyek kegiatan yang merupakan komponen operasionalperencanaan pendidikan.
5.    Feasibility testing dengan melalui alokasi sumber-sumberyang tersedia dalam hal ini terutama sumber dana. Biayasuatu rencana yang disusun secara logis dan logis dan akuratserta cermat merupakan petunjuk tingkat kelayakan rencana.Rencana dengan alokasi biaya yang tidak akurat ataumengandalkan sumber daya luar negeri umpamanya,dianggap tingkat feasibilitas yang kecil, karena tidak dibangundi atas dasar kekuatan sendiri.
6.    Plan implementation:  pelaksanaan rencana untukmewujudkan rencana yang tertulis ke dalam perbuatan atau actions. Penjabaran rencana ke dalam perbuatan inilah yangmenentukan apakah suatu rencana itu feasible, baik danefektif.
7.    Evaluation and revision for future plan:  kegiatan untuk menilaitingkat keberhasilan pelaksanaan rencana yang merupakan feedback  untuk merevisi dan mengadakan penyesuaian rencana untuk periode rencana berikutnya. Dengan adanya feedback  seperti ini perencana memperoleh iniput yangberharga untuk meningkatkan rencana untuk tahun-tahunberikutnya (Chesswas, 1973).
Proses perencanaan yang diuraikan oleh Banghart lebihkompleks dan detail dibandingkan dengan proses perencanaan yangdikembangkan oleh Chesswass. Yang tersebut terakhir ini lebihsederhana tapi menuju sasarannya.Berdasarkan telaah terhadap tahapan dalam proses perencanaanyang dikemukakan oleh kedua ahli di atas tampaknya secarasederhana proses perencanaan terdiri beberapa komponen utamayang esensial yang secara prinsipil tidak dapat ditinggalkan.Komponen-komponen itu adalah sebagai berikut:
1. Kajian terhadap hasil perencanaan pembangunan pendidikanperiode sebelumnya sebagai titik berangkat perencanaan.
2. Rumusan tentang tujuan umum perencanaan pendidikan yangmerupakan arah yang harus dapat dijadikan titik tumpukegiatan perencanaan.
3. Rumusan kebijakan atau posisi yang kemudian dapatdijabarkan ke dalam strategi dasar perencanaan yangmerupakan respon terhadap cara mewujudkan tujuan yangditentukan.
4. Pengembangan program dan proyek sebagai operasionalisasiprioritas yang ditetapkan.
5. Schedulling dalam arti mengatur menemukan dua aspek yaitukeseluruhan program dan prioritas secara teratur dan cermatkarena penjadwalan ini secara makro mempunyai artitersendiri yang amat strategik bagi keseluruhan pelaksanaanperencanaan.
6. Implementasi rencana termasuk didalamnya proses legalisasidan persiapan aparat pelaksana rencana, pengesahandimulainya suatu kegiatan, monitoring dan controlling  untukmembatasi kemungkinan tindakan yang tidak terpuji yangdapat merupakan hambatan dalam proses pelaksanaanrencana
7. Evaluasi dan revisi yang merupakan kegiatan evaluasi untukmenentukan tingkat keberhasilan dan kegiatan untukmengadakan penyesuaian-penyesuaian terhadap tuntutanbaru yang berkembang.Bila ketiga model proses yang diuraikan di atas dibandingkan,maka terlihat dengan nyata adanya unsur-unsur esensial yang samadalam proses pengembangan rencana pembangunan pendidikan.

Bila ketiga model proses yang diuraikan di atas dibandingkan,maka terlihat dengan nyata adanya unsur-unsur esensial yang sama dalam proses pengembangan rencana pembangunan pendidikan.
Dengan adanya unsur-unsur yang sama tersebut, maka dapat ditarikkesimpulan bahwa peoses perencanaan adalah suatu proses yangdiakui perlu dijalani secara sistematik dan berurutan karenaketeraturan itu merupakan proses rasional sebagai salah satu property  perencanaan pendidikan.

Sumber :


0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.
 
Copyright 2009 MANAJEMEN PENDIDIKAN 2013