1. Sejarah Manajemen
Sesungguhnya manajemen sudah ada
sejak jaman dahulu, salah satu bukti adalah Piramida di Mesir. Adanya bangunan
Piramida di Mesir menunjukkan bahwa pada zaman dulu telah ada serangkaian
kegiatan yang diatur sedemikian rupa, mengikuti tahapan-tahapan tertentu yang
telah disiapkan hingga bangunan Piramida yang megah di tengah gurun pasir dapat
menjadi decak kagum masyarakat dis seluruh dunia dari dulu hingga kini. Dari
sejarah dapat kita ketahui bahwa tidak kurang dari ribuan orang telah terlibat
dalam pembangunan Piramida di Mesir.
Selain Piramida di Mesir, ada juga benteng raksasa yang berdiri sepanjang
ribuan kilometer di Cina. Benteng ini juga menunjukkan betapa orang-orang Cina
dahulu
telah melakukan kegiatan manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan manajemen tersebut sehingga bangunan benteng yang kokoh dapat tetap bertahan hingga hari ini. Selain itu juga Candi Borobudur di Indonesia, dan masih banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang sangat rumit bisa dibangun oleh nenek monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut dapat dilihat bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen.
telah melakukan kegiatan manajemen (dalam bentuk apapun kegiatan manajemen tersebut sehingga bangunan benteng yang kokoh dapat tetap bertahan hingga hari ini. Selain itu juga Candi Borobudur di Indonesia, dan masih banyak contoh bangunan-bangunan kuno yang sangat rumit bisa dibangun oleh nenek monyang kita. Dari bukti-bukti tersebut dapat dilihat bagaimana orang-orang dahulu telah menerapkan manajemen.
Secara keilmuan, manajemen baru terumuskan kurang lebih di abad 18 atau awal abad
19 Masehi. Diantara tokoh-tokoh yang mula-mula memperkenalkan manajemen secara
keilmuan adalah Robert Owen (1771-1858) dan Charles Babbage (1772-1871). Owen
seorang pembaru dan indrustrialisasi dari Inggris adalah di antara tokoh
pertama yang menyatakan perlunya sumber daya manusia di dalam organisasi dan
kesejahteraan pekerja. Sedangkan Babbage seorang ahli matematika dari Inggris
orang yang pertama kali berbicara mengenai pentingnya efisiensi dalam proses
produksi. Dia meyakini akan perlunya pembagian kerja dan perlunya penggunaan
matematika dalam efisiensi penggunaan fasilitas dan material produksi (Ernie dan Saefullah: 2005).
Dengan demikian bisa dikatakan Robert Owen dan Charles Babbage adalah pionir
dalam ilmu manajemen.
2. Perkembangan
Teori Manajemen
Seperti diketahui ilmu manajemen berkembang terus hingga saat ini.
Ilmu
manajemen
memberikan pemahaman kepada kita tentang pendekatan ataupun tata
cara
penting dalam rneneliti, menganalisis dan memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan
dengan manajer.
Oleh karena itu masalah ini berisikan uraian tentang perkembangan
(evolusi), teorii
manajemen
dari masa ke masa. Selain memberikan gambaran bagaimana aliran
pikiran
masa lalu diharapkan tulisan ini dapat memberikan sumbangan terhadap
ruang
lingkup dan perkembangan ilmu manajemen.
Tulisan ini juga membahas tentang terjadinya perkembangan
(evolusi) ilmu
manajemen.
Dimana dalam ilmu manajemen dikemukakan ada beberapa aliran
sebagai
dasar pemikiran yang dibagi berdasarkan aliran klasik, aliran hubungan
manusiawi
dan manajemen modern yang merupakan cikal bakal teori manajemen
yang
berkembang terus dengan berbagai aliran lainnya.
Adapun
aliran pemikiran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan produksi
sedangkan
aliran hubungan manusiawi lebih melihat dari sisi bagaimana sumber
daya
manusia yang berada dalam organisasi.
Seseorang
manajer hendaklah mempelajari dan memahami secara keseluruhan
tentang
perkembangan (evolusi) manajemen yang telah rnenghasilkan teori-teori
manajemen
yang muncul dari berbagai aliran, sehingga manajer dapat
menggunakan
teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu.
Dengan
demikian bila seorang manajer menghadapi situasi bagaimanapun
kompleksnya
akan dapat mencari solusi atau membuat keputusan yang baik.
1. Perkembangan
Ilmu Manajemen
Pada
perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar,
yaitu
:
1.
Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat
hubungannya
dengan alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat
yang
pasti dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu
eksakta,
contoh : fisika, kimia dan biologi.
2.
IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam
hubungannya
pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan
masyarakat
dinamakan ilmu sosial/non eksakta, misalnya : ekonomi, politik,
psikologi,
sosiologi, hukum, administrasi dan lain-lain.
3.
IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni,
misalnya
: seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara.
IImu
manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886
Frederick
W. Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan
teorinya
ban berjalan. Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.
Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific
Management
(1911)
yang merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu.
Di
samping itu ilmu manajemen sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri
sebagai
berikut :
1.
Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.
2.
Adanya kerjasama dari kelompok terse but.
3.
Adanya kegiatan Iproses/usaha
4.
Adanya tujuan
Selanjutnya
ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang
mempelajari
dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem.
Dimana
fenomena masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa
perubahan
terhadap organisasi.
Ada
beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu
organisasi,
yaitu :
1.
Tekanan pemilik perusahaan
2.
Kemajuan teknologi
3.
Saingan baru
4.
Tuntutan masyarakat
5.
Kebijaksanaan pemerintah
6.
Pengaruh dunia Internasional
Pada
kenyataannya rnanajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi
manajemen
yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan
manajemen
sebagai seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi
ini
rnengandung arti bahwa para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pengaturan
orang lain untuk melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan.
Manajemen
memang bisa berarti seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian
lebih
dari pada itu. Sehingga dalam kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan
secara
konsisten oleh semua orang. Stoner mengemukakan
suatu
defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut :
"Manajemen
adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan
pengawasan,
usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber
daya
organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan".
Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan
kata "proses", bukan
"seni".
Mengartikan manajernen sebagai "seni" mengandung arti bahwa hal itu
adalah
kemampuan atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu "proses" adalah
cara
sistematis
untuk rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses
karena
semua manajer tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan
khusus,
harus melaksanakan kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam
pencapaian
tujuan yang diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya
manajemen
merupakan
kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan
dan
mencapai tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi
perencanaan
(planning), pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan
pengawasan
(controlling).
Sampai sekarang belum ada suatu teori manajernen dapat diterapkan
pada semua
situasi.
Seorang manajer akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen.
Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang
berbeda-beda.
Ada
tiga aliran pemikiran manajemen yaitu :
a.
Aliran klasik
b.
Aliran hubungan manusiawi
c.
Aliran manajemen modem
Tingkatan
manajemen dalam organisasi akan membagi manajer menjadi tiga
golongan
yang berbeda :
1.
Manajer lini pertama
Tingkat
paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan menagwasi
tenaga-tenaga
operasional disebut manajemen lini (garis) pertama.
2.
Manajer menengah
Manajemen
menengah dapat meliputi bebrapa tingkatan dalam suatu organisasi.
Para
manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para
manajer
lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.
3.
Manajer puncak
Klasifikasi
manajer training pada suatu organisasi. Manajemen puncak
bertanggung
jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.
A. Prinsip
Teori Manajemen Aliran Klasik
Awal
sekali ilmu manajemen timbul akibat terjadinya revolusi industri di Inggris
pada
abad
18.
Para
pemikir tersebut rnemberikan pematian temadap masalah-masalah manajemen
yang
timbul baik itu di kalangan usahawan, industri maupun masyarakat. Para
pemikir
itu yang terkenaI antara lain, Robert Owen, Henry Fayol, Frederick W Taylor
dan
lainnya.
1.
Robert Owen (1771 -1858)
Robert Owen adalah orang yang menentang praktek-praktek
memperkerjakan
anak-anak
usia 5 atau 6 tahun dan standar kerja 13 jam per hari. Tersentuh
dengan
kondisi kerja yang amat menyedihkan itu, beliau mengajukan adanya
perbaikan
temadap kondisi kerja ini.
Pada tahun-tahun awal revolusi industri, ketika para pekerja
dianggap
instrumen
yang tidak berdaya, Owen melihat rneningkatkan kondisi kerja di
pabrik,
rnenaikkan usia minimum kerja bagi anak-anak, mengurangi jam kerja
karyawan,
menyediakan makanan bagi karyawan pabrik, mendirikan toko-toko
untuk
menjual keperluan hidup karyawan dengan harga yang layak, dan
berusaha
memperbaiki lingkungan hidup tempat karyawan tinggal, dengan
membangun
rumah-rumah dan membuat jalan, sehingga lingkungan hidup dan
pabrik
rnenjadi menarik. Sebab itu, beliau disebut "Bapak Personal
Manajemen
Modem". Selain itu, Owen lebih banyak memperhatikan pekerja,
karena
menurutnya, investasi yang penting bagi manajer adalah sumber daya
manusia.
Selain mengenai perbaikan kondisi kerja, beliau juga rnembuat
prosedur
untuk meningkatkan produktivitas, seperti prosedur penilaian kerja
dan
bersaing juga secara terbuka.
2.
Charles Babbage (1792 -1871)
Charles Babbage adalah seorang guru besar matematika yang tertarik
pada
usaha
penilaian efisiensi pada operasional suatu pabrik, dengan menerapkan
prinsip-prinsip
ilmiah agar terwujud peningkatan produktivitas dan penurunan
biaya.
Beliau pertarna kali mengusulkan adanya pembagian kerja berdasarkan
spesialisasi
pekerjaan yang sesuai dengan keterampilan tertentu, sehingga
pekerjaan
dibuat rutin dan lebih mudah dapat dikendalikan dengan alat
kalkulator.
Babbage merupakan penemu kalkulator mekanis pada tahun 1822,
yang
disebut "rnesin penambah dan pengurang (Difference Machine)",
prinsip
dasamya digunakan pada mesin-mesin hitung hampir seabad
kemudian.
Pada tahun 1833 beliau menyusun sebuah Mesin analitis (Analysical
Machine),
yaitu sebuah komputer otomatis dan merupakan dasar komputer
modern,
sehingga beliau sering dinamakan Bapak Komputer".
Tulisannya dituangkan dalam bukunya yang beljudul "On the
Economy Of
Machinery
and Manufactures" (1832). Beliau juga tertarik pada prinsip efisiensi
dalam
pembagian tugas dan perkembangan prinsip-prinsip ilmiah, untuk
menentukan
seorang manajer harus memakai fasilitas, bahan, dan tenaga
kerja
supaya rnendapatkan hasil yang sebaik-baiknya. Disamping itu Babbage
sangat
memperhatikan faktor manusia, dia menyarankan sebaiknya ada
semacam
sistem pembagian keuntungan antara pekerja dan pemilik pabrik,
sehingga
para pekerja memperoleh bagian keuntungan pabrik, apabila mereka
ikut
menyumbang dalam peningkatan produktivitas. Beliau menyarankan para
pekerja
selayaknya menerirna pembayaran tetap atas dasar sifat pekerjaan
mereka,
ditambahkan dengan pembagian keuntungan, dan bonus untuk setiap
saran
yang mereka berikan dalam peningkatkan produktivitas.
3.
Frederick W. Taylor (1856 -1915)
Frederick W. Taylor dikenal dengan manajemen ilmiahnya dalam upaya
meningkatkan
produktivitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan
efisiensi
kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya
manajemen
ilmiah yang terkenal dengan rencana pengupahan yang
menghasilkan
turunnya biaya dan meningkatkan produktivitas, mutu,
pendapatan
pekerjaan dan semangat kerja karyawan. Adapun filsafat Taylor
memiliki
4 prinsip yang ditetapkan yaitu :
1.
Pengembangan manajemen ilmiah secara benar.
2.
Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan rnenempatkan pekerjaan yang
cocok
untuk satu pekerjaan.
3.
Adanya pendidikan dan pengambangan ilmiah dari para pekerja.
4.
Kerjasama yang baik antara manajernen dengan pekerja.
Dalam
menerapkan ke-empat prinsip ini, beliau menganjurkan perlunya
revolusi
mental di kalangan manajer dan pekerja. Adapun prinsip-prinsip dasar
menurut
Taylor mendekati ilmiah adalah :
1.
Adanya ilmu pengetahuan yang menggantikan cara kerja yang asal-asalan.
2.
Adanya hubungan waktu dan gerak kelompok.
3.
Adanya kerja sarna sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4.
Bekerja untuk hasil yang maksimal.
5.
Mengembangkan seluruh karyawan hingga taraf yang setinggi-tingginya,
untuk
tingkat kesejahteraan maksimum para kaayawan itu sendiri dan
perusahaan.
Buku-buku Taylor yang terkenal adalah "Shop management
(1930)",
Principles Of Scientific Management (1911)", dan "Testimory Before
Special
House Comittee (1912)". Dan pada tahun 1947, ketiga buku
tersebut
digabungkan dalam 1 (satu) buku dengan judul "Scientific
Management.
4.
HenryL Gant (1861 -1919)
Sumbangan Henay L. Grant yang terkenal adalah sistem bonus harian
dan
bonus
ekstra untuk para mandor. Beliau juga memperkenalkan sistem
"Charting"
yang terkenal dengan "Gant Chart".
Ia menekankan pentingnya mengembangkan minat hubungan timbal balik
antara
manajernen dan para karyawan, yaitu kerja sarna yang harmonis.
Henry
beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga
menggarisbawahi
pentingnya mengajarkan, mengembangkan pengertian
tentang
sistem pada pihak karyawan dan manajemen, serta perlunya
penghargaan
dalam segala masalah manajemen.
Metodenya
yang terkenal adalah rnetode grafis dalam menggambarkan
rencana-rencana
dan memungkinkan adanya pengendalian manajerial yang
lebih
baik. Dengan rnenekankan pentingnya waktu maupun biaya dalam
merencanakan
dan rnengendalikan pekerjaan. Hal ini yang menghasilkan
terciptanya
"Gantt Chart" yang terkenal tersebut. Teknik ini pelopor teknikteknik
modern
seperti PERT (Program Evaluation and Review Techique).
5.
The Gilbreths (Frank B. Gilbreth : 1868 -1924 dan Lilian Gilbreth : 1878
-1972)
Suami
istri ini selain rnempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga tertarik
dengan
usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh
sebagai
makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat rnenghasilkan gerak
dapat
mengurangi kelelahan. Mereka juga terkenaI dengan tiga peran dari
setiap
pekerja yaitu sebagai pelaku, pelajar dan pelatihan yang senantiasa
mencari
kesempatan baru, atau terkenal dengan konsep "three position plan of
promotion".
Banyak manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah,
namun
satu hal penting dilupakan oleh manajemen ini, yaitu kebutuhan sosial
manusia
dalam berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan dan
kebutuhan
ekonomis dan fisik perusahaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan
kepuasan
pekerjaan pekerja sebagai manusia biasa.
Perhatian
Lilian Gilbreth tertuju pada aspek manusia dari kerja dan perhatian
suamianya
pada efisiensi -yaitu usaha untuk menemukan cara satu-satunya
yang
terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu. Dalam menerapkan prinsipprinsip
manajemen
ilmiah, harus memandang para pekerja dan mengerti
kepribadian
serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan di antara pekerja karena
kurang
adanya perhatian dari pihak manajemen terhadap pekerja.
6.
Henry Fayol (1841 -1925)
Henry Fayol mengarang buku "General and Industrial
management". Pada
tahun
1916, dengan sebutan teori manajemen klasik yang sangat
memperhatikan
produktivitas pabrik dan pekerja, disamping memperhatikan
manajemen
bagi satu organisasi yang kompleks, sehingga beliau menampilkan
satu
metode ajaran manajemen yang lebih utuh dalam bentuk cetak biru. Fayol
berkeyakinan
keberhasilan para manajer tidak hanya ditentukan oleh mutu
pribadinya,
tetapi karena adanya penggunaan metode manajemen yang tepat.
Sumbangan
terbesar dari Fayol berupa pandangannya tentang manajemen
yang
bukanlah semata kecerdasan pribadi, tetapi lebih merupakan satu
keterampilan
yang dapat diajarkan dari dipahami prinsip-prinsip pokok dan
teori
umumnya yang telah dirumuskan. Fayol membagi kegiatan dan operasi
perusahaan
ke dalam 6 macam kegiatan :
a.
Teknis (produksi) yaitu berusaha menghasilkan dan membuat barangbarang
produksi.
b.
Dagang (Beli, Jual, Pertukaran) dengan tara mengadakan pembelian bahan
mentah
dan menjual hasil produksi.
c.
Keuangan (pencarian dan penggunaan optimum atas modal) berusaha
mendapatkan
dan menggunakan modal.
d. Keamanan
(perlindungan harga milik dan manusia) berupa melindungi
pekerja
dan barang-barang kekayaan perusahaan.
e.
Akuntansi dengan adanya pencatatan dan pembukuan biaya, utang,
keuntungan
dan neraca, serta berbagai data statistik.
f.
Manajerial yang terdiri dari 5 fungsi :
1)
Perencanaan (planning) berupa penentuan langkah-langkah yang
memungkinkan
organisasi mencapai tujuan-tujuannya.
2)
Pengorganisasian dan (organizing), dalam arti mobilisasi bahan materiil
dan
sumber daya manusia guna melaksanakan rencana.
3)
Memerintah (Commanding) dengan memberi arahan kepada karyawan
agar
dapat menunaikan tugas pekerjaan mereka
4)
Pengkoordinasian (Coordinating) dengan memastikan sumber-sumber
daya
dan kegiatan organisasi berlangsung secara harmonis dalam
mencapai
tujuannya.
5)
Pengendalian (Controlling) dengan memantau rencana untuk
membuktikan
apakah rencana itu sudah dilaskanakan sebagaimana
mestinya.
Selain hal-hal pokok diatas, masih ada beberapa ajaran Fayol
lainnya yaitu :
1.
Keterampilan yang dibutuhkan oleh manajer tergantung kepada tempat pada
tingkatan
organisasi, yang rendah lebih membutuhkan keterampilan dan
kemampuan
teknis dibandingkan dengan keterampilan manajerial pada manajer
tingkat
atas.
2.
Kemampuan dan ketrampilan manajemen harus diajarkan dan dipelajari,
sehingga
tidak mungkin hanya diperoleh melalui praktek, timbul tenggelam
sepertl
orang belajar menyelam tanpa guru.
3.
Kernampuan dan keterampilan manajemen dapat diterapkan pada segala bentuk
dan
jenis organisasi, seperti rumah tangga, pemerintah, partai, industri dan
lainlain.
4.
Prinsip-prinsip manajemen lebih baik daripada hukum manajemen, karena hukum
bersifat
kaku, sedang prinsip bersifat lebih luwes, sehingga dapat disesuaikan
pada
keadaan yang dihadapi.
5.
Ada 14 macam prinsip manajemen dari Fayol, yaitu :
a.
Pembagian kerja (Division of labor), yaitu sernakin mengkhusus manusia
dalam
pekerjaannya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban
berjalan.
b.
Otoritas dan tanggung jawab (Authority and Responsibility) diperoleh melalui
perintah
dan untuk dapat memberi perintah haruslah dengan wewenang
formil.
Walaupun demikian wewenang pribadi dapat mernaksa kepatuhan
orang
lain.
c.
Disiplin (discipline), dalam arti kepatuhan anggota organisasi terhadap aturan
dan
kesempatan. Kepemimpinan yang baik berperan penting bagi kepatuhan
ini
dan juga kesepakatan yang ad ii, seperti penghargaan terhadap prestasi
serta
penerapan sangsi hukum secara adil terhadap yang menyimpang.
d.
Kesatuan komando (Unity of commad), yang berarti setiap karyawan hanya
menerima
perintah kerja dari satu orang dan apabila perintah itu datangnya
dari
dua orang atasan atau lebih akan timbul pertentangan perintah dan
kerancuan
wewenang yang harus dipatuhi.
e.
Kesatuan pengarahan (unity of Direction), dalam arti sekelompok kegiatan
yang
mempunyai tujuan yang sarna yang harus dipimpin oleh seorang
manajer
dengan satu rencana kerja.
f.
Menomorduakan kepentingan perorangan terhadap terhadap kepentingan
umum
(Subordination of Individual interest to general interes), yaitu
kepentingan
perorangan dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai
satu
keseluruhan.
g.
Renumerasi Personil (Renumeration of personnel), dalam arti imbalan yang
adil
bagi karyawan dan pengusaha.
h.
Sentralsiasi (Centralisation), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak
pada
atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan
sesuai
kebutuhan, sehingga kemungkinan adanya desentralisasi.
i.
Rantai Skalar (Scalar Chain), dalam arti adanya garis kewenangan yang
tersusun
dari tingkat atas sampai ke tingkat terendah seperti tergambar pada
bagan
organisasi.
j.
Tata-tertib (Order), dalam arti terbitnya penempatan barang dan orang pada
tempat
dan waktu yang tepat.
k.
Keadilan (Equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadilan para manajer
terhadap
bawahannya.
l.
Stabilitas masa jabatan (Stability of Penure of Personal) dalam arti tidak
banyak
pergantian karyawan yang ke luar masuk organisasi.
m.
Inisiatif (Initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk
berprakarsa
dalam menyelesaikan pekerjaannya walaupun akan terjadi
kesalahan-kesalahan.
n.
Semangat Korps (Esprit de Corps), dalam arti meningkatkan semangat
berkelompok
dan bersatu dengan lebih banyak menggunakan komunikasi
langsung
daripada komunikasi formal dan tertulis.
Banyak kritik yang dilemparkan kepada teori organisasi dan
peranannya terhadap
prilaku
manajer yang efektif. Juga keyakinannya bahwa prinsip-prinsip manajemen
itu
dapat diajarkan dan dipelajari. Kritik terhadap teori salah satu datang dari
Henry
Mintzberg
yang menyatakan bahwa teori ini hanya sesuai untuk organisasi masa
lampau
yang lebih stabil dengan lingkungan yang lebih mudah diramalkan. Teori ini
juga
terlalu berpegang kepada kewenangan formil dan sering antara satu prinsip
tidak
sejalan dengan prinsip lainnya, seperti antara prinsip “Division of Labor”
dengan
“Unity of Command”.
Teori peralihan dari teori organisasi klasik dilanjutkan oleh
periode peralihan yang
diwakili
antara lain oleh 3 (tiga) orang tokoh manajemen yaitu :
7.
Mary Parker Folett (1868-1933)
Mari
percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan dan
manajemen
brdasar persamaan tujuan, namun tidak sepenuhnya benar untuk
memisahkan
atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai
penerima
perintah. Beliau menganjurkan kedudukan kepemimpinan dalam
organisasi,
bukan hanya karena kekuasaan yang bersumber dari kewenangan
formil,
tapi haruslah berasal dari pada pengetahuan dan keahliannya sebagai
manajer.
8.
Oliver Sheldon (1894 -1951)
Filsafat
rnanajemen yang pertama kali ditulis dalam bukunya pada tahun 1923,
yang
menekankan tentang adanya tanggung jawab sosial dalam dunia , usaha,
sehingga
etika sarna pentingnya dengan ekonomi alam manajemen, dalam arti
melakukan
pelayanan barang dan jasa yang tepat dengan harga yang wajar
kepada
masyarakat. Manajemen juga harus memperlakukan pekerja dengan
adil
dan jujur. Beliau menggabungkan nilai-nilai efisiensi manajemen ilmiah
dengan
etika pelayanan kepada masyarakat. Ada 3 prinsip dari Oliver, yaitu :
a.
Kebijakan, keadaan dan metoda industri haruslah sejalan dengan
kesejahteraan
masyarakat.
b.
Manajemen seharusnyalah mampu menafsirkan sangsi moral tertinggi
masyarakat
sebagai keseluruhan yang memberi makna praktis terhadap
gagasan
keadilan sosial yang diterima tanpa prasangka oleh masyarakat.
c.
Manajemen dapat mengambil prakarsa guna meningkatkan standar etika
yang
umum dan konsep keadilan sosial.
9.
ChesterL. Barnard (1886 -1961)
Berdasarkan kesukaannya dalam bacaan-bacaan sosiologi dan
filsafat,
kemudian
Bernard merumuskan berbagai teori tentang kehidupan organsasi.
Menurut
dia rnanusia itu masuk organisasi karena ingin mencapai tujuan
pribadinya
melalui pencapaian tujuan organisasi yang tak mungkin dapat
dicapainya
sendiri. Chester L. Bernard beasumsi bahwa perusahaan akan
berjalan
efisien dan hidup terus, apabila dapat menyeimbangkan antara
pencapaian
tujuan dan kebutuhan individu. Beliau juga menyatakan peranan
organisasi
informal sangat menentukan suksesnya suatu tujuan perusahaan.
Bukunya yang terkenal berjudul "The Functions of the
Executive" (1983). Yang
menulis
tentang rnanajer berdasarkan suatu pendekatan sistem sosial, untuk
mengerti
dan menganalisis fungsi-fungsi eksekutif. Ia juga memperhatikan
tugas-tugas
utama eksekutif dalam kegiatan beroperasi perusahaan. Adapun
tugas
eksekutif adalah memelihara suatu sistem usaha kerja sarna dalam
organisasi
formal. Ada beberapa alasan dalam logika analisisnya hila dilihat
dalam
langkah-langkah yang disajikan pada bukunya sebagai berikut :
1.
Adanya pembatasan fisis dan biologis terhadap setiap individu membuat
mereka
bekerjasama dalam kelompok ; meskipun ada pembatasanpembatasan
dasar
bersifat fisis dan biologis, adanya kerja sarna membuat
batasan
psikologis dan sosial yang ada pada setiap individu inilah yang
mernainkan
peran dalam mendorong kerjasama.
2.
Adapun tindakan kerjasama mendorong terbentuknya sistem kerjasama
beberapa
unsur-unsur fisis, biologis, kepribadian, dan sosial (Barnard
mencontohkan
kelas dalam kuliah sebagai suatu sistem kerjasama, yang
terdiri
dari unsur-unsur seperti ruangan, bangku, papan tuns, manusia
sebagai
makhluk hidup, pribadi-pribadi, pertukaran pendapat, dan
sebagainya).
Adanya kelanjutan kerjasama biasanya tergantung pada
efektivitas
(apakah tujuan kerjasama itu tercapai ?) dan efisiensi (apakah
tujuan
itu dapat dicapai dengan ketidakpuasan dan pengorbanan yang
seminimum
mungkin dari pihak anggota yang bekerjasama ?).
3.
Setiap sistem kerjasama dibagi ke dalam dua bagian yaitu :
"Organisasi",
yang
merupakan interaksi-insteraksi dari individu yang berada di dalam
sistem
itu, dan "unsur-unsur lainnya".
4.
Organisasi dapat dibagi ke dalam dua jenis, pertama : organiasi
"formal",
yaitu
kumpulan interkasi sosial yang memang dikoordinasikan dan
mempunyai
tujuan bersama. Kedua adalah organisasi "informal", yaitu
interaksi-interaksi
sosial tanpa tujuan bersama dan tidak dikoordinasikan
secara
sengaja.
5.
Organisasi formal dapat berlangsung hanya bila orang-orang yang
didalamnya
(a) dapat saling berkomunikasi, (b) mau memberi sumbangan
pikiran
kepada kegiatan kelompok, dan (c) memiliki kesadaran
mempunyai
tujuan umum.
6.
Setiap organisasi formal harus memiliki unsur-unsur : (a) sistem
fungsionalisasi
sehingga orang-orang dapat berspesialisasi dengan
dibentuknya
departementasi : (b) adanya sistem perangsang yang efektif
dan
efisien yang akan mendorong setiap orang menyumbang ke
pikirannya
kepada kegiatan kelompok; (c) sistem kekuasaan ("otoritasf')
yang
menyebabkan setiap anggota kelompok menerima keputusankeputusan
para
eksekutif : dan (d) sistem pengambilan keputusan yang
logis
sehingga tujuan dapat tercapai dengan baik.
7.
Adapun tugas eksekutif dalam organisasi formal adalah : (a) menjaga
hubungan
komunikasi organisasi melalui suatu skema organisasi,
ditambahkan
dengan adanya bawahan yang setia, bertanggung jawab,
dan
mampu bekerja, serta satu organisasi informal" yang baik; (b)
membuat
perlindungan terhadap pekerjaan pokok dari individu –individu
di
dalam organisasi; dan (c) adanya perumusan dan penentuan tujuan
perusahaan.
8.
Fungsi-fungsi eksekutif mernasuki proses melalui pekerjaan eksekutif
dalam
mengintegrasikan keseluruhannya dan dalam menemukan
keseimbangan
di antara kekuatan-kekuatan dan kejadian-kejadian yang
berlawanan.
9.
Untuk mengefektifkan eksekutif, adanya suatu tata kepemimpinan yang
mempunyai
tanggung jawab tinggi; sebagaimana telah dinyatakannya
bahwa
Kerjasamalah, dan bukan kepemimpinan, yang rnembuat proses
kreatif;
tetapi kepemimpinan merupakan suatu kekuatan yang sangat
diperlukan.
B. Aliran
Hubungan Manusiawi
Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi
melihat pada
hakikatnya
adalah sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik
kurang
lengkap karena terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi
yang
sempurna dengan keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah
organisasi
tidak selalu dapat dengan mudah diramalkan prilakunya karena
sering
juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer perlu dibantu dalam
menghadapi
rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi. Ada tiga
orang
pelopor aliran perilaku yaitu :
1.
Hugo Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi Industri.
Sumbangannya
yang terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi
dalam
mewujudkan tujuan-tujuan produktivitas sarna seperti dengan
teori-teori
manajemen lainnya. Bukunya "Psychology and Indutrial
Efficiency",
ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:
a.
Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan
bidang
pekerjaan yang akan dikerjakannya.
b.
Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat
psikologis
untuk memaksimalkan produktivitas.
c.
Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang
paling
tepat dalam mendorong karyawan.
2.
Elton Mayo (1880 -1949) gerakan memperkenalkan hubungannya yang
diartikan
sebagai satu gerakan yang memiliki hubungan timbal batik
manajer
dan bawahan sehingga mereka secara serasi mewujudkan
kerjasama
yang memuaskan, dan tercipta semangat dan efisiensi kerja
yang
memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan
psikologis
dalam memberi
dorongan
kerja kepada karyawan. Satu hal yang menarik dari hasil
percobaan
Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak
menyebabkan
membaiknya produktivitas. Mereka menyatakan dalam
meningkatkan
produktivitas adalah satu karena sikap yang dimiliki
karyawan
yang merasa rnanajer ataupun atasannya memberikan
perhatian
yang cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal
dengan
sebutan "Hawthorne effect", Selain itu, juga ditemukan pengaruh
kehidupan
lingkungan sosial dalam kelompok yang lebih informal lebih
besar
pengaruhnya terhadap produktivitas. Mayo beryakinan terhadap
konsepsnya
yang terkenal dengan "Social man” yaitu seharusnyalah
dimotivasi
oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih
efektif
daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep
"socialmanl”dapat
menggantikan konsep "rational man” yaitu seseorang
bekerja
didorong semata-mata oleh kebutuhan ekonomis pribadi yang
terkenal
dengan julukan "rational economic man” yang oleh Robert Owen
diperkenalkan
dengan istilah "vital machine”.
Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin
pentingnya
"people management skillsl” daripada "engineering atau
technicall
skillsl”, Sehingga konsep dinamika kelompok dalam praktek
manajemen
lebih penting daripada manajemen atas dasar kemampuan
perseorangan
(individu),
Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo yang
dinyatakan
oleh orang-orang yang beranggapan kepuasan karyawan
bersifat
kompleks, karena selain ditentukan oleh lingkungan sosial, juga
oleh
faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan, struktur dan
kultur
organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain. Gerakan
hubungan
manusia terus berkembang dengan munculnya pemikiranpemikiran
lain
yang juga tergolong dalam aliran perilaku yang labih maju.
Penggunaan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan
Antropologi
terus
dipergunakan dengan penelitian yang lebih sempurna, dan para
penelitinya
lebih dikenal dengan sebutan "behavioral scientists" daripada
'human
relations theorists". Di antara mereka yang terkenal adalah
Argyris,
Maslow and Mc Gregor yang lebih mengutamakan konsep "self
actualizing
man" daripada hanya sekedar "social man" dalam memberi
dorongan
kepada karyawan. Teori Mayo ini pun kemudian lebih
ditingkatkan
dengan pendapat bahwa rnanusia tidak hanya didorong oleh
berbagai
kebutuhan yang dikenal dengan konsep "complex-man". Karena
tidak
ada dua orang yang persis sarna, oleh sebab itu seorang manajer
yang
efektif akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap
individu
yang terkait dalam organisasinya agar dapat mempengaruhi
individu
tersebut.
3.
William Ouchi (1981)
William
Ouchi, dalam bukunya "theory Z -How America Business Can
Meet
The Japanese Challen ge (1981)", memperkenalkan teori Z pada
tahun
1981 untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku
Organisasi
Jepang.
Teori
beliau didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi.
Jepang
disebut tipe perusahaan Jepang dengan manajemen dalam
perusahaan
Amerika -disebut perusahaan tipe Amerika. Berikut adalah
perbedaan
organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.
Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan manusiawi ini
terlihat dalam
peningkatan
pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku kelompok,
ataupun
hubungan antara pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia.
Para
manajer diharapkan semakin peka dan terampil dalam menangani dan
berhubungan
dengan bawahannya. Bahkan muncul berbagai jenis konsep yang lebih
mengaji
pada masalah-masalah kepemimpinan, penyelesaian perselisihan,
memperoleh
dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan organisasi dan konsep
komunikasi.
Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan, karena di
samping terlalu
umum,
abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi manajer untuk menerangkan
tentang
perilaku manusia yang begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan
yang
mana yang sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam
perusahaan.
C. Aliran
Manajemen Modern
Muncul
aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation
Research
dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana
matematika,
pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalahmasalah
yang
lebih kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah
perang
Dunia II dikenal dengan sebutan "OR Tema” dan setelah perang
dimanfaatkan
dalam bidang industri. Masalah-masalah ruwet yang memerlukan "OR
Tim"
ini antara lain di bidang transportasi dan komunikasi.
Kehadiran
teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi
aliran
IImu Manajemen Modem. Pengembangan model-model dalam memecahkan
masalah-masalah
manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka
dapat
memberi pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para
manajer
dalam membuat putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini
membantu
para manajer organisasi dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam
hat
penganggaran modal, manajemen cash flow, penjadwalan produksi, strategi
pengembangan
produksi, perencanaan sumber daya manusia dan sebagainya.
Aliran
ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada
hubungan
manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan
pengendalian,
tetapi tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu seperti
motivasi,
organisasi dan kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya sukar
dipahami
oleh para manajer karena dapat menyangkut kuantitatif sehingga para
manajer
itu merasa jauh dan tidak terlibat dengan penggunaan teknik-teknik ilmu
manajemen
yang sangat ilmiah dan kompleks.
D. Perkembangan
Teori Manajemen
Ketiga
aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang
berkembang
terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan
pendekatan
yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalahmasalah
manajemen.
Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah
pemanfaatan
hasil-hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi
pendekatan
baru yang disebut pendekatan sistem dan kontingensi.
Aliran
klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan
terjadinya
proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini,
maka
kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara
aliran-aliran
ini.
Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat
ini yang
dilihat
dari lima sisi yaitu :
1.
Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari
masing-masing
aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori
manajemen.
2.
Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri
tanpa
memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.
3. Konvergensi,
yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga
batas
antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah
terjadi
sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat
bentuk
dominan dari satu rnazhab terhadap yang lain.
4.
Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari
aliran-aliran
seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan
kontingensi.
5.
Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan
munculnya
teori-teori manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepada
satu
permasalahan manajenlen tertentu.
Seperti
kita ketahui hingga saat organisasi bisnis nlerupakan penciptaan
pengetahuan
dan menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini
dapat
dilihat bagaimana perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain
di
belahan dunia ini berhasil dan berkembang karena keahlian danpengalaman dari
para
manajer dan perusahaan secara keseluruhan menciptakan pengetahuan baru,
service,
system, produk.
Adanya inovasi yang terns menerus sebenamya rnerupakan inisiatif
dari individual dan interaksi datam kelompok sehingga perubahan terns teljadi
merupakan hasil dari pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan
pengetahuan baru.
Seperti
yang dikatakan oleh Ikuijiro Nanoka dakam bukunya Knowledge Creating
Company
(1995), yang dikutip dari Dirlanudin (hal. 10, 1996) bahwa pengembangan
kerangka
kelja teori khususnya teori manajemen adalah :
"pengembangan
kerangka kerja teori, dengan menjelaskan pada dua dimensi,
epistemological
dan ortological mengenai kreasi pengetahuan organisasional.
Dimensi epistemological yang digambarkan pada garis vertikal, yang
mana konversi pengetahuan tacit dan pengetahuan eksplisit. Sedangkan dimensi
ortologi yang
mewakili
garis horisontal, dimana pengetahuan diciptakan melalui individu-individu
yang
kemudian ditransformasi pada pengetahuan tingkat kelompok, organisasi dan
antar
organisasi dan berinteraksi secara terus-menerus".
Manajer saat ini dituntut mempelajari dan memahami semua teori
manajemen yang dihasilkan oleh berbagai aliran, karena manajer bisa memilih
teori yang paling sesuai untuk menghadapi situasi tertentu. Disamping itu
seorang manajer dapat saja m
enggabungkan
dan memanfaatkan teori dan konsep yang paling cocok atau
pendekatan
untuk menghadapi masalah sederhana maupun yang kompleks dan
pendekatan-pendekatan
ini yang menggambarkan kedudukan dan peranan
manajemen
saat ini dan di masa datang.
Ada beberapa alasan untuk mengetahui dan mempelajari perkembangan
ilmu
manajemen
yang akan diuraikan di bawah ini yaitu antara lain:
1.
Membentuk pandangan kita mengenai organisasi.
Mempelajari
teori manajemen juga memberi petunjuk kepada kita di mana kita
mendapatkan
beberapa ide mengenai organisasi dan manusia didalamnya.
2.
Membuat kita sadar mengenai lingkkungan usaha.
Mempelajari
berbagai teori manajemen berdasarkan perkembangannya, kita
dapat
memahami bahwa setiap teori adalah karena berdasarkan lingkungannya
yaitu
ekonomi, sosial, politik dan pengaruh teknologi yang dirasakan pada waktu
dan
tempat terjadinya peristiwa tertentu. Pengetahuan ini membantu setiap
orang
untuk memahami apa sebabnya teori tertentu cocok terhadap keadaan
yang
berbeda.
3.
Mengarahkan terhadap keputusan manajemen.
Mempelajari
evolusi manajemen membantu memahami proses dasar sehingga
dapat
memilih suatu tindakan yang efektif. Pada hakekatnya suatu teori
merupakan
asumsi-asumsi yang koheren/logis, untuk menjelaskan beberapa
fakta
yang diobservasi. Teori yang absah, dapat memprediksi apa yang akan
terjadi
pada situasi tertentu. Dengan adanya pengetahuan ini, kita bisa
rnenerapkan
teori manajemen yang berbeda terhadap situasi yang berbeda.
4.
Merupakan sumber ide baru.
Mempelajari
perkembangan teori manajemen memungkinkan kita pada suatu
kesempatan mengambil pandangan yang berbeda dari situasi
sehari-hari.
3. Fungsi
Manajemen
1. Dalton E.M.C. Farland (1990)
Planning
Organizing
Controlling
Planning
Organizing
Controlling
2. George R. Ferry (1990) :
Planning
Organizing
Controlling
Activating
Planning
Organizing
Controlling
Activating
3. H. Koontz dan O’Donnel (1991)
dalam “The Principles of Management” :
Planning
Organizing
Staffing
Controlling
Directing
Planning
Organizing
Staffing
Controlling
Directing
4. Luther Gullick :
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Coordinating
Reporting
Controlling
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Coordinating
Reporting
Controlling
5. Nickels & McHugh :
Planning
Organizing
Directing
Controling
Planning
Organizing
Directing
Controling
6. Richar W Griffin :
Planning
Organizing
Leading
Controling
Planning
Organizing
Leading
Controling
7. Ernest Dale :
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Innovating
Representing
Controling
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Innovating
Representing
Controling
8. Henry Fayol :
Planning
Organizing
Commanding
Coordinating
Controlling
Planning
Organizing
Commanding
Coordinating
Controlling
9. Lyndall Urwick & Luther
Gulick :
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Coordinating
Reporting
Budgeting
Planning
Organizing
Staffing
Directing
Coordinating
Reporting
Budgeting
10. John Robert B, Ph.D :
Planning
Organizing
Commanding
Controlling
Planning
Organizing
Commanding
Controlling
11. William H. Newman :
Planning
Organizing
Assem-bling
Resources
Directing
Controlling
Planning
Organizing
Assem-bling
Resources
Directing
Controlling
12. Dr. S.P. Siagian, M.P.A :
Planning
Organizing
Motivating
Controlling
Planning
Organizing
Motivating
Controlling
13. William Spriegel :
Planning
Organizing
Controlling
Planning
Organizing
Controlling
14. Dr. Winardi, S.E :
Planning
Organizing
Coordinating
Actuating
Leading
Communication
Controlling
Planning
Organizing
Coordinating
Actuating
Leading
Communication
Controlling
15. The Liang Gie :
Planning
Decision Making
Directing
Coordinating
Controlling
Improving
Planning
Decision Making
Directing
Coordinating
Controlling
Improving
16. James A.F.Stoner :
Planning
Organizing
Leading
Controlling
Planning
Organizing
Leading
Controlling
17. Louis A.Kallen
Planning
Organizing
Actuting
Leading
Planning
Organizing
Actuting
Leading
18. Oeng Liang Lee
Planning
Organizing
Directing
Coordinating
Controlling
Pengertian-pengertian :
Planning
Organizing
Directing
Coordinating
Controlling
Pengertian-pengertian :
1. Planning
adalah perencanaan penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
adalah perencanaan penentuan serangkaian tindakan untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan. Pembatasan yang terakhir merumuskan perencaan
Menurut Stoner Planning adalah proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran tadi.
2. Organizing
Organizing atau pengororganisasian adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
Organizing atau pengororganisasian adalah kumpulan dua orang atau lebih yang bekerja sama dalam cara yang terstruktur untuk mencapai sasaran spesifik atau sejumlah sasaran.
3. Controlling
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
Controlling atau pengawasan, sering juga disebut pengendalian adalah salah satu fungsi manajemen yang berupa mengadakan penilaian, bila perlu mengadakan koreksi sehingga apa yang dilakukan bawahan dapat diarahkan ke jalan yang benar dengan maksud dengan tujuan yang telah digariskan semula.
4. Activating
Activating atau pelaksanaan adalah suatu fungsi manajemen berupa bentuk kegiatan kerja nyata dalam suatu kegiatan manajemen.
Activating atau pelaksanaan adalah suatu fungsi manajemen berupa bentuk kegiatan kerja nyata dalam suatu kegiatan manajemen.
5. Staffing
Staffing adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
Staffing adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
6. Directing / Commanding
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masingmasing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
Directing atau Commanding adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan usaha memberi bimbingan, saran, perintah-perintah atau instruksi kepada bawahan dalam melaksanakan tugas masingmasing, agar tugas dapat dilaksanakan dengan baik dan benar-benar tertuju pada tujuan yang telah ditetapkan semula.
7. Coordinating
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
Coordinating atau pengkoordinasian merupakan salah satu fungsi manajemen untuk melakukan berbagai kegiatan agar tidak terjadi kekacauan, percekcokan, kekosongan kegiatan, dengan jalan menghubungkan, menyatukan dan menyelaraskan pekerjaan bawahan sehingga terdapat kerja sama yang terarah dalam upaya mencapai tujuan organisasi.
8. Reporting
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
Adalah salah satu fungsi manajemen berupa penyampaian perkembangan atau hasil kegiatan atau pemberian keterangan mengenai segala hal yang bertalian dengan tugas dan fungsi-fungsi kepada pejabat yang lebih tinggi.
9. Leading
Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan
Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
Mengambil keputusan
Mengadakan komunikasi agar ada saling pengertian antara manajer dan bawahan
Memeberi semangat, inspirasi, dan dorongan kepada bawahan supaya mereka bertindak.
Memilih orang-orang yang menjadi anggota kelompoknya, serta memperbaiki pengetahuan dan sikap-sikap bawahan agar mereka terampil dalam usaha mencapai tujuan yang ditetapkan.
10.Innovating
Innovating merupakan fungsi manajemen berupa penelitian, pengembangan, dan / atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
Innovating merupakan fungsi manajemen berupa penelitian, pengembangan, dan / atau perekayasaan yang bertujuan mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru, atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada ke dalam produk atau proses produksi.
11. Representing
Representing adalah fungsi manajemen berupa adanya kesamaan dalam hal pengerjaan tugas.
Representing adalah fungsi manajemen berupa adanya kesamaan dalam hal pengerjaan tugas.
12. Budgeting
Budgeting merupakan fungsi manajemen berupa pengikhtisaran sistem anggaran keuangan. Baik itu sistem keuangan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
Budgeting merupakan fungsi manajemen berupa pengikhtisaran sistem anggaran keuangan. Baik itu sistem keuangan untuk jangka pendek, menengah, dan panjang.
13. Assembling
Assembling merupakan fungsi manajemen dimana terjadi pengurutan-pengurtan dalam hal kegiatan yang berhubungan dengan manajemen itu sendiri.
Assembling merupakan fungsi manajemen dimana terjadi pengurutan-pengurtan dalam hal kegiatan yang berhubungan dengan manajemen itu sendiri.
14. Resources
Resources merupakan fungsi manajemen berupa pemanfaat sumber daya yang ada, baik itu SDA atau SDM sehingga terjadi ketepatgunaan.
Resources merupakan fungsi manajemen berupa pemanfaat sumber daya yang ada, baik itu SDA atau SDM sehingga terjadi ketepatgunaan.
15. Motivating
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
Motivating atau pemotivasian kegiatan merupakan salah satu fungsi manajemen berupa pemberian inspirasi, semangat dan dorongan kepada bawahan, agar bawahan melakukan kegiatan secara suka rela sesuai apa yang diinginkan oleh atasan.
16. Actuating
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
Actuating adalah suatu tindakan untuk mengusahakan agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan adalah kepemimpinan (leadership).
17. Communication
Communication merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Dalam hal ini komunikasi yag terjadi diantara hierarki kepemimpinan.
Communication merupakan suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi diantara keduanya. Pada umumnya, komunikasi dilakukan dengan menggunakan kata-kata (lisan) yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. Dalam hal ini komunikasi yag terjadi diantara hierarki kepemimpinan.
18. Decision Making
Dicision Making merupakan fungsi manajemen yang dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final . Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
Dicision Making merupakan fungsi manajemen yang dapat dianggap sebagai suatu hasil atau keluaran dari proses mental atau kognitif yang membawa pada pemilihan suatu jalur tindakan di antara beberapa alternatif yang tersedia. Setiap proses pengambilan keputusan selalu menghasilkan satu pilihan final . Keluarannya bisa berupa suatu tindakan (aksi) atau suatu opini terhadap pilihan.
19. Improving
Improving adalah salah satu fungsi manajemen dalam hal peningkatan mutu kegiatan, kepemimpinan, kerjasma, dan lain-lain.
Improving adalah salah satu fungsi manajemen dalam hal peningkatan mutu kegiatan, kepemimpinan, kerjasma, dan lain-lain.
Perkembangan
teori manajemen terjadi sangat pesat. Oleh karena itu, pembahasan dan pemahaman
tentang manajemen mengenai sasaran, perlu diketahui terlebih dahulu proses
perkembangan teori-teori dan prinsip-prinsip yang akan memberikan “landasan”
kuat bagi pemahaman perkembangan selanjutnya.
Teori-teori
dan prinsip-prinsip manajemen membuat lebih mudah bagi manajer untuk memutuskan
apa yang harus dilakukan agar dapat menjalankan fungsinya secara efektif. Tanpa
teori, pembahasan adalah berupa intuisi, dugaan dan harapan yang akan membatasi
penggunaannya dalam organisasi yang semakin kompleks.
Sebelum sejarah yang disebut zaman manajemen ilmiah muncul telah terjadi revolusi industri pada abad ke 19, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan suatu pendekatan manajemen sistematik. Usaha-usaha pengembangan manajemen kemudian dilakukan oleh para teoritis.
Sebelum sejarah yang disebut zaman manajemen ilmiah muncul telah terjadi revolusi industri pada abad ke 19, yang menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan suatu pendekatan manajemen sistematik. Usaha-usaha pengembangan manajemen kemudian dilakukan oleh para teoritis.
Sumber :
0 komentar:
Posting Komentar