A. Memahami
Manajemen Perubahan
1. Teori-teori tentang perubahan
1. TEORI KURT LEWIN (1951)
Lewin (1951) mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tahapan, yang meliputi:
Lewin (1951) mengungkapkan bahwa perubahan dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) tahapan, yang meliputi:
1) Tahap Unfreezing (pencairan)
Proses perubahan ini harus memiliki motivasi yang kuat untuk berubah dari keadaan semula dengan meerubah terhadap keseimbangan yang ada. Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam sistem. Tugas perawat pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang terbaik.
Proses perubahan ini harus memiliki motivasi yang kuat untuk berubah dari keadaan semula dengan meerubah terhadap keseimbangan yang ada. Masalah biasanya muncul akibat adanya ketidakseimbangan dalam sistem. Tugas perawat pada tahap ini adalah mengidentifikasi masalah dan memilih jalan keluar yang terbaik.
2) Tahap Moving(bergerak)
Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah. Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
Proses perubahan tahap ini dapat terjadi apabila seseorang telah memiliki informasi yang cukup serta sikap dan kemampuan untuk berubah. Pada tahap ini perawat berusaha mengumpulkan informasi dan mencari dukungan dari orang-orang yang dapat membantu memecahkan masalah.
3) Tahap Refreezing (pembekuan)
Tahap ini dimana seseorang yang mengadakan perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru. Tugas perawat sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.
Tahap ini dimana seseorang yang mengadakan perubahan telah mencapai tingkat atau tahapan yang baru dengan keseimbangan yang baru. Tugas perawat sebagai agen berubah berusaha mengatasi orang-orang yang masih menghambat perubahan.
2. TEORI ROGER (1962) :
Roger (1962) mengembangkan teori dari Lewin (1951) tentang 3 tahap perubahan dengan menekankan pada latar belakang individu yang terlibat dalam perubahan dan lingkungan dimana perubahan tersebut dilaksanakan.
Roger(1962) menjelaskan 5 tahap dalam perubahan, yaitu: kesadaran, keinginan, evaluasi, mencoba, dan penerimaan atau dikenal juga sebagai AIETA (Awareness, Interest, Evaluation, Trial and Adoption).
3. Teori Rogers(1962)
Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :
Teori Rogers tergantung pada lima faktor yaitu :
1) Perubahan harus mempunyai keuntungan yang berhubungan
Menjadi lebih baik dari metode yang sudah ada (kesadaran)
Menjadi lebih baik dari metode yang sudah ada (kesadaran)
2) Perubahan harus sesuai dengan nilai-nilai yang ada,
Tidak bertentangan perasaan.
Tidak bertentangan perasaan.
3) Kompleksitas
Ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan (evaluasi).
Ide-ide yang lebih komplek bisa saja lebih baik dari ide yang sederhana asalkan lebih mudah untuk dilaksanakan (evaluasi).
4) Dapat dibagi
Perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil (uji coba).
Perubahan dapat dilaksanakan dalam skala yang kecil (uji coba).
5) Dapat dikomunikasikan
Semakin mudah perubahan digunakan maka semakin mudah perubahan disebarkan (adopsi).
Semakin mudah perubahan digunakan maka semakin mudah perubahan disebarkan (adopsi).
4. TEORI LIPITTS (1973) :Lippit (1973) mendefinisikan perubahan sebagai sesuatu yang direncanakan atau tidak direncanakan terhadap status quo dalam individu, situasi atau proses dan dalam perencanaan perubahan yang diharapkan, disusun oleh individu, kelompok, organisasi atau sistem sosial yang mempengaruhi secara langsung tentang status quo, organisasi lain atau situasi lain.
5. Teori LippittTeori ini merupakan pengembangan dari teori Lewin. Lippitt mengungkapkan tujuh hal yang harus diperhatikan seorang manajer dalam sebuah perubahan yaitu :
7 tahap dalam proses perubahan:
1) Mendiagnosis masalah
Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung atau menghambat perubahan.
Mengidentifikasi semua faktor yang mungkin mendukung atau menghambat perubahan.
2) Mengkaji motivasi dan kemampuan untuk berubah
Mencoba mencari pemecahan masalah.
Mencoba mencari pemecahan masalah.
3) Mengkaji motivasi dan sumber-sumber agen
Mencari dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional maupun berdasarkan pengalaman.
Mencari dukungan baik internal maupun eksternal atau secara interpersonal, organisasional maupun berdasarkan pengalaman.
4) Menyeleksi objektif akhir perubahan
Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat perencanaan.
Menyusun semua hasil yang di dapat untuk membuat perencanaan.
5) Memilih peran yang sesuai untuk agen berubah
Pada tahap ini sering terjadi konflik teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.
Pada tahap ini sering terjadi konflik teruatama yang berhubungan dengan masalah personal.
6) Mempertahankan perubahan
Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan untuk mempertahankannya.
Perubahan diperluas, mungkin membutuhkan struktur kekuatan untuk mempertahankannya.
7) Mengakhiri hubungan saling membantu
Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau situasi yang diubah sudah dapat mandiri.
Perawat sebagai agen berubah, mulai mengundurkan diri dengan harapan orang-orang atau situasi yang diubah sudah dapat mandiri.
2. Pengertian
Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan
adalah suatu proses secara sistematis dalam menerapkan pengetahuan, sarana, dan
sumber daya yang diperlukan untuk mempengaruhi perubahan pada orang yang akan
terkena dampak dari proses tersebut (Potts dan LaMarsh, 2004:16).
2. Mitos
Manajemen Perubahan
Mitos manajemen
perubahan dikemukakan Potts dan LaMarsh adalah sebagai berikut:
a. Orang akan selalu menerima
perubahan.
b. Manajer tahu bagaimana mengelola
perubahan.
c. Perubahan pasti terjadi, tidak
harus dikelola.
3. Pentingnya
Manajemen Perubahan
Perubahan merupakan
suatu fenomena yang pernah terjadi dalam kehidupan organisasi, meskipun banyak
yang berpendapat bahwa kecepatan dan besaran perubahan telah meningkat secara
signifikan beberapa tahun belakangan ini. Oleh karena itu, kita melihat bahwa
dalam waktu yang relatif pendek, kebanyakan orgaisasi dan pekerjanya telah
menglamai perubahan secara subtansial tentang apa yang mereka lakukan dan
bagaimana mereka melakukannya (Burnes, 200:250).
4. Pendekatan
Manajemen Perubahan
Terdapat dua pendekatan utama untuk
manajemen perubahan yaitu:
-
Planned Change (Perubahan Terencana)
Bullock dan Batten (Burnes, 200:272)
mengemukakan bahwa untuk melakukan perubahan terencana perlu dilakukan empat
fase tindakan yaitu sebagai berikut:
a. Exploration phase (fase
eksplorasi).
b. Planning phase (fase
perencanaan).
c. Action phase (fase
tindakan).
d. Integration phase (fase
integrasi).
-
Emergent Approach (Pendekatan Darurat)
Emergent approach memberikan arahan
dengan melakukan penekanan pada lima gambaran organisasi yang dapat
mengembangkan atau menghalangi keberhasilan perubahan yaitu sebagai berikut:
1. Organizational structure (struktur
organisasi).
2. Organizational culture (budaya
organisasi).
3. Organizational learning (organisasi
pembelajaran).
4. Manajerial behaviour (perilaku
manajerial).
5. Power and
politics (kekuatan dan politik).
Dalam melakukan emergent
change, Pettigrew dan Whipp (Burnes, 2000:294) mengusulkan model untuk
mengelola perubahan strategis dan operasional dengan melibatkan lima faktor
yang saling berkaitan yaitu sebagai berikut:
1. Environmental assesment (penelusuran
lingkungan).
2. Leading change (memimpin
perubahan).
3. Linking strategic and
operational change (menghubungkan perubahan strategis dan
operasional).
4. Human resources sebagai assets dan liabilities (sumber
daya manusia sebagai kekuatan dan beban).
B. Model
Manajemen Perubahan
Burnes (2000:462)
mengemukakan bahwa perubahan organisasional dapat dilihat sebagai produk dari
tiga proses organisasi yang bersifat interpenden antara lain:
1. The
Choice Process (Proses Pilihan)
The choice process terdiri dari tiga
elemen yaitu sebagai berikut:
a. Organizational
context (konteks organisasional).
b. Focus
of choice (fokus pilihan).
c. Organizational
Trajectory (Lintasan organisasional).
2. The
Trajectory Process (Proses Lintasan)
The trajectory process terdiri dari tiga
elemen berikut:
a. Vision (visi).
b. Strategy (strategi).
c. Change (perubahan).
3. The
Change Processs (Proses Perubahan)
Proses perubahan
terdiri dari tiga elemen yang saling berhubungan yaitu sebagai berikut:
a. Objectives
and Outcomes (Tujuan dan Manfaat)
Burnes (2000:470)
mempunyai empat pendekatan yaitu:
-
The Trigger (Pemicu)
Organisasi harus hanya
menginvestigasikan perubahan untuk salah satu alasan yaitu visi dan strategi
perubahan menyoroti kebutuhan untuk perubahan, kinerja saat ini mengindikasi
bahwa seberapa masalah atau kepentingan muncul, dan peluang yang timbul secara potensial
menawarkan manfaat yang penting bagi organisasi.
-
The Remit (Pembatalan)
Hal ini harus dinyatakan dengan jelas alasan untuk pengukuran, tujuan,
skala waktu, dan siapa yang harus dilibatkan serta dikonsultasikan. The
remit harus menekankan kebutuhan untuk fokus pada aspek manusia
sebanyak pertimbangan teknis dilibatkan.
-
The assesment team (Tim Pengukuran)
Dalam hal ini, tim ini
harus besifat multi disiplin, yang terdiri perwakilan dari bidang yang
berpengaruh (manajer dan staf), staf spesialis (keuangan, teknis, dan
personil).
-
The Assesment (Pengukuran)
Tugas pertama asement
team adalah me-review dan jika perlu mengklarifikasi atau
mengamandemen pembatalan.
b. Planning
The Change (Merencanakan Perubahan)
Berikut adalah enam
kegiatan yang saling berkaitan dalam melakukan proses perencanaan dan perubahan
yaitu:
1. Establishing a change management
team (membentuk tim manajemen perubahan).
2. Management structure (struktur
manajemen).
3. Activity planning (perencanaan
aktivitas).
4. Commitment planning (perencanaan
komitmen).
c. People
Terdapat tiga kegiatan
yang berhubungan dengan manusia yang perlu dilakukan untuk melakukan perubahan
yaitu:
1. Menciptakan
Keinginan untuk Berubah
Dengan maksud mencapai
hal ini ada empat langkah yang harus dilakukan organisasi yaitu sebagai
berikut:
a. Membuat orang peduli terhadap
perubahan.
b. Memberikan umpan balik secara reguler
terhadap proses kinerja invidual dan bidang kegiatan di dalam organisasi.
c. Mempublikasikan
keberhasilan perubahan.
d. Memahami ketakutan dan
kepentingan orang.
2. Melibatkan
Orang
Tipe keterlibatan
orang dalam proses perubahan mempunyai dua faktor utama yaitu sebagai berikut:
a. Menciptakan proses komunikasi
reguler dan efektif.
b. Membuat orang terlibat dalam
proses perubahan dan membuat mereka bertanggung jawab untuk itu.
3. Melanjutkan
Momentum
Organisasi harus melakukan hal sebagai
berikut:
a. Memberikan dukungan pada agen
perubahan.
b. Mengembangkan kompetensi dan
keterampilan baru.
c. Memperkuat perilaku yang
diinginkan.
C. Perubahan
oleh Manajer Menengah
1. Masalah
Inisiatif peubahan
yang bedampak pada bidang tanggung jawab organisasi lain, antara lain apabila
perubahan berkaitan dengan proses atau sistem baru, perpindahan pelayanan dari
manajer lain atau pengambilan konsep produk baru.
Apabila inisiatif
perubahan berasal dari manajer tingkat menengah, mungkin akan menghadapi
berbagai masalah berkenaan dengan posisinya tersebut. Tantangan antara lain
datang dari:
1.Atasannya kurang konservatif dan
mungkin sangat efisien.
2. Rekan sekerja setingkat namun
dapat mempengaruhi atasan, yang mungkin aktivitasnya akan terpengaruh oleh
perubahan.
3. Rekan sekerja dalam bidang
sumber daya manusia yang sebagian kegiatannya terpengaruh oleh perubahan.
4. Anak buah sendiri yang tampaknya
ingin melanjutkan apa yang tekah merea kerjakan.
5. Personil yang kebetulan menjadi
anggota komite.
6. Eksekutif kepala dan manajer
kunci dalam bisnis unit yang tampakanya tidak mendukung pelatihan.
7. Kepala staf unit lain yang
diketahui tidak tahu apa-apa.
8. Eksekutif kepala yang mengetahui
bahwa perubahan berarti memberikan akses informasi strategi lebih banyak.
9. Bagian organisasi lainnya
yang oposisinya tidak akan menghambat perubahan.
2. Gaining
a Champion (Memanfaatkan Juara)
Champion adalah individu yang
mengeluarkan gagasan untuk produk atau jasa baru dan melakukan apapun yang
dapat dilakukan dalam kekuasaannya untuk memastikan keberhasilan inovasi.
Dengan secara aktif mempromosikan gagasan, mengomunikasikan, dan memberikan
inspirasi pada orang lain tentang visi mereka tentang potensi inovasi, champion dapat
membantu organisasi menyadari potensi dari inovasi (Hussey, 200:136).
3. Specialist
Task Forces (Gugus Tugas Spesialis)
Manajer tingkat
menengah, dalam melakukan perubahan di samping dapat memanfaatkan champion,
dapat pula membentuk gugus tugas yang terdiri dari spesialis dari berbagai
bidang keahlian.
Andrew Pettigrew
membagi tahapan peranan gugus tugas spesialis yang dibentuk dalam proses
perubahan dalam tiga fase yaitu conception(konsepsi), pioneering (perintisan),
dan self-doubt (keraguan diri) (Hussey,2000:138).
Pada konsep conceptual, seorang
sponsor pengambil inisiatif perubahan dapat merekrut manajer baru, yang
kemudian membentuk dan mengelola tim spesialis, yang dapat bersumber dari
internal maupun eksternal organisasi.
Pada fase pioneering, kelompok
baru mempunyai antusiasme besar, biasanya dengan pengikutsertaan dan komitmen
kelompok. Seringkali kebersamaan kelompok membuat mereka tampak berbeda dari
bagian organisasi lainnya. Kadang-kadang kelompok ditempatkan terpisah dari
aktivitas utama bisnis.
Fase self-doubt dimulai
ketika proses diagnosis selesai dan rencana untuk proses baru memengaruhi
keseluruhan organisasi.
D. Peran
dan Tanggung Jawab
Di dalam menjalankan manajemen perubahan
dikenal adanya pemeran utama sehingga menyangkut pula tanggung jawab yaitu
disebut sebagai berikut (Potts dan LaMarsh, 2004:62-92):
1. Change Advocates
Langkah pertama yang
dilakukan change advocate adalah mencari sponsor, yang dapat
menunjuk seseorang menjadi change agent dan mengusahakan
sumber daya dan mendukung perubahan agar benar-benar terjadi.
2. Sponsor
Sponsor harus mengalami perubahan,
mengelola atau mengawasi perubahan, dan berhubungan dengan orang yang terkena
dampak perubahan. Dengan demikian, tanggung jawab seorang sponsor adalah:
a. Memahami
keadaan yang diinginkan dan dampak yan didapat pada tenaga kerja.
b. Mengelola
dan mengawasi perubahan.
c. Sponsor
berkaitan dengan orang yang terkena pengaruh perubahan.
Namun, adakalanya sponsor enggan bekerja
sama biasanya karena tiga alasan berikut:
a. Sponsor
tidak setuju dengan perubahan yang diusulkan.
b. Sponsor
setuju dengan perubahan, tetapi tidak memiliki sumber daya yang diperlukan oleh
perubahan.
c. Sponsor
setuju dengan perubahan, tetapi tidak mempunyai cukup waktu untuk mendukung
yang baik.
3. Change Agents
Sponsor meminta change
agent untuk memahami pada tingkat strategis bagaimana perubahan akan
membuat perubahan bisnis dan membuatnya lebih baik. Sebaliknya, target
memerlukan change agentmenjelaskan semua hal tentang perubahan
dengan cara yang mereka paham, dan target ingin mendapat penjelasan dari change
agent bahwa perubahan beharga bagi mereka.
Pekerjaan change
agent adalah merencanakan dan mengimplementasikan perubahan atas
namanya sendiri. Kadang-kadang peran sponsor dan change agent dijalankan
oleh orang yang sama.
4. Targets
Target adalah sesorang yang harus
berubah. Sering dikira bahwa target adalah kelompok kecil orang, dimana
perubahan akan mempunyai dapak besar. Akan tetapi, sebenarnya target termasuk
orang di luar organisasi, seperti pelanggan.
Target dapat mengajukan perubahan
keberatan apabila tidak diberi kesempatan berpartisipasi dalam perubahan. Jika
sponsor bersikap positif terhadap target dan berusaha melibatkan mereka
dalam perubahan, keberatan mungkin kurang terjadi.
5. Stakeholders
Masing-masing peran
sponsor, change agent, dan target saling bergantung satu sama
lainnya. Jika sponsor tidak membuat keputusan untuk berubah atau mengusahakan
sumber daya yang diperlukan untuk perubahan, agen perubahan tidak mempunyai
aktivitas perubahan untuk dikerjakan dan targetnya tidak ada.
Sama halnya jika
target tidak berubah, pekerjaan sponsor dan agen perubahan akan sia-sia. Oleh
karena itu, kita harus sepakat dan mendefinisikan tentang tanggung jawab dan
tindakan yang bersamaan dengan masing-masing peran.
Mereka semua yang
terlibat dan dipengaruhi oleh perubahan juga dinamakan stakeholder,
termasuk semua sponsor, change agent, dan target. Kadang-kadang, stakeholder dipakai
sebagai pengganti kata target.